Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Buku

Rehal-priyono bandot sumbogo

Penulis : toha mohtar jakarta : djambatan, 1989.

13 Oktober 1990 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

P~enulis: To~ha Mohtar P~~enerbit: Djambatan, Ja~karta, ~19~89, 110 halaman KISAH kepah~lawanan me~nyimpan pesona yang tak ~aus dimakan waktu kendali masa perang telah lama berlalu. Toha Mohtar adalah contoh sastrawan yang setia menggelutinya. Nama Toha mencuat lewat Pulan~g (1953). Beberapa tahun kemudian terbit Daerah Tak Bertuan (1964) yang memperoleh had~iah sastra Yamin. Kemudian Pantang Menyerah (1968), juga berlatar medan laga. Di masa senjanya~ Toha masih setia pada patriotisme. Antara Wilis dan Gunung Kelud menceritakan kisah gerilya menjelang Konperensi Meja Bundar (KMB) tahun 1949. Indonesia terpecah menjadi beberapa bagian. Jawa sendiri dibagi dalam daerah Republik yang dikuasai pemerintah Indonesia dan daerah yang dikuasai Belanda. Para pejuang Indonesia tnenggalang gerilya dan perlawanan bawah tanah. Tidak terkecuali di kota 'K' yang terletak di antara Wilis dan Gunung Kelud. Wartawan, guru, dan pemuda-pemuda kota 'K' melakukan perjuangan terpadu. Mereka membuat poster untuk membakar semangat rakyat yang mulai, merasa kehilangan pemimpin. Mereka juga mencetak kurir-kurir yang menghubungkan antarkesatuan gerilya. Sebenarnya, buku Toha Mohtar ini tak istimewa. Ia membangun tokoh-tokoh dengan pola hitam-putih. Orang-orang Belanda dan para pengkhianat adalah tokoh hitam sedangkan para pejuang merupakan wujud tokoh putih. Padahal, pada kenyataanya, manusia adalah sosok yang beraneka warna. Alur cerita gampang ditebak. Endingnya bisa dipastikan sejak pertama membuka buku: kemenangan bagi tokoh putih. Mungkin yang pahit dicatat adalah keberanian Toha untuk tidak menonjolkan satu tokoh. Sejumlah tokoh muncul dengan porsi seimbang. Agaknya, Toha ingin menekankan bahwa yang penting bukan tokoh, melainkan cerita. Teori sastra memang mengenal prinsip "tokoh mendukung~ cerita dan cerita mendukung tokoh"~. Dalam An~tara Wilis dan Gunung Kelud. Toha memilih yang kedua. Konsekuensinya: tak adanya perkembangan psikologis tokoh yang merupakan sisi menarik dari sebuah cerita rekaan. Priyono B. Sumbogo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus