Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seni

Respons Ruang Selasar Pavilion, Seniman Lini Natalini Gelar Pameran Tunggal di Bandung

Berbeda dengan pameran tunggal sebelumnya, Lini berniat merespons ruang pamerannya itu sejak pertama kali bertandang pada 2023.

1 Desember 2024 | 19.19 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Karya terbaru Lini Natalini yang dibuat langsung di Selasar Pavilion berjudul Resurrection dengan ukuran 2,9 x 14 meter. Foto: TEMPO| ANWAR SISWADI.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, JBandung - Seniman asal Surabaya, Lini Natalini Widhiasi, 59 tahun, menggelar pameran tunggal berjudul Revival di Selasar Pavilion, Bandung sejak 29 November 2024 hingga 23 Februari 2025. Berbeda dengan pameran tunggal sebelumnya, Lini berniat merespons ruang pamerannya itu sejak pertama kali bertandang pada 2023. “Karyanya saya buat di tempat,” katanya kepada Tempo, Jumat 29 November 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Total ada tujuh karya yang ditampilkan Lini. Karya terbarunya yang dibuat langsung di Selasar Pavilion ditempatkan di sisi kiri dari pintu masuk galeri dengan judul Resurrection berukuran 2,9 x 14 meter. Selebihnya adalah buah karyanya yang diangkut pakai truk dari Galeri Nasional, Jakarta, setelah berpameran tunggal di sana pada 4 September hingga 3 Oktober 2024.

Pameran Tunggal Seni Lukis Berbahan Aluminium dan Baja

Semua karyanya berupa lukisan pada bahan aluminium dan baja yang dibentuk menonjol seperti relief dan terkesan tiga dimensi. “Tiga dimensi menurut seni lukis tapi secara patung karya saya tetap dua dimensi karena tidak bisa dilihat utuh secara keliling,” ujar Lini. Bahan logam itu membuatnya semakin bebas berekspresi sesuai keinginan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Karya 'Journey of Life' yang dibuat seperti sepasang pilar dari tumpukan batu, dipasang di luar ruangan. Penempatan karya berukuran 1,30 x 4 meter itu menjadi penanda sekaligus menyambut para pengunjung. Sementara di dalam ruangan, ada karya berjudul 'Spirit Journey' yang berukuran 4,7 x 2,5 meter, kemudian 'Suffer-Hope-Glory' berukuran 5,9 x 4,5 meter, dan Internal Monolog berukuran 330 x 316 sentimeter.

Menyukai Keseimbangan Segitiga

Adapun karya piramida yang dipasang terbalik dengan judul 'Revival', berukuran panjang, lebar, dan tinggi, masing-masing sama 2,5 meter. Posisi piramida itu kemudian dikaitkan dengan karya berjudul 'Menuju Cahaya' yang bentuknya seperti kelopak bunga mekar berukuran 3 x 3 meter di luar bagian belakang galeri. Menurut perupa Sunaryo, kedua karya itu menjadi fokus utama pada pameran. “Seperti Yin dan Yang tentang suatu keselarasan,” ujarnya.

Lini mengaku kepincut untuk menggelar pameran tunggal dan merespons ruang galeri. Berawal dari kunjungannya ke Selasar Pavilion saat digelar pameran instrumen musik legendaris buatan Bandung yang berlangsung 24 Februari hingga 26 Maret 2023. Matanya melihat interior galeri yang dinilainya sangat unik. “Tinggi menjulang dan mengerucut, senada dengan ritme karya saya,” kata dia. Bentuk plafon yang segitiga dan garis-garis atap baja dijadikan sebagai latar karyanya.

Bentuk segitia disukai Lini karena melambangkan keseimbangan, kekuatan, energi, dan dinamisme. Dia pun secara spiritual merasakan bentuk segitiga menunjukkan arah, gerakan, dan tujuan pada Tuhan Yang Esa.

Istiqomatul Hayati

Istiqomatul Hayati

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus