Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Sutradara Robert Eggers kembali dengan teror kengerian dari masa lalu. Nosferatu (2024), film terbarunya, menghidupkan kembali vampir klasik dalam estetika gotik yang pekat dan menyesakkan. Sutradara yang dikenal lewat The Witch (2015) dan The Lighthouse (2019) ini membawa ulang kisah Nosferatu: A Symphony of Horror (1922), mahakarya film bisu sineas Jerman, F.W. Murnau—adaptasi tak resmi dari novel Dracula (1897) karya Bram Stoker.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pilihan Editor: Nosferatu: Sinopsis dan Para Pemeran Film Horor Ini
Alur Cerita Nosferatu Tetap Setia pada Versi Klasik
Eggers tetap setia pada akar klasik karya tersebut. Latar film ini kembali ke Jerman pada 1838, ketika Thomas Hutter (Nicholas Hoult), seorang agen properti, dikirim ke Transylvania untuk menutup kesepakatan dengan bangsawan misterius, Count Orlok (Bill Skarsgard).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Namun, ia segera menyadari bahwa tuan rumahnya bukan manusia biasa. Di balik siluet dan postur tubuhnya yang menjulang, Orlok rupanya adalah vampir. Ia bukan hanya mengincar Thomas, tapi juga Ellen (Lily-Rose Depp), istri sang agen, yang perlahan terseret dalam teror vampir tersebut.
Review Film: Horor yang Dibalut dalam Kesunyian
Kengerian dalam film ini berjalan dengan perlahan, tapi cukup untuk membuat bulu kuduk merinding. Mulai dari langkah-langkah sunyi di lorong, bayangan yang merayap di dinding, tatapan kosong, teror yang dibangun Eggers bukan dari teriakan, atau jumpscare, namun dari kesunyian yang justru membuatnya lebih mencekam.
Atmosfer film juga semakin mencekam karena komposisi gambar yang tajam. Cahaya redup yang menyerupai remang-remang lilin, palet warna kusam, serta bayangan yang seolah hidup sendiri menjadi bahasa visual utama dalam Nosferatu versi Eggers.
Gaya sinematografi yang dipilih juga mencerminkan nuansa film bisu era 1920-an. Dalam beberapa adegan, Eggers bahkan menggunakan teknik pencahayaan ekspresionis khas film klasik, dan membuat siluet Orlok, sang vampir, terasa begitu nyata.
Kualitas Akting Skarsgard dan Lily
Akting kedua pemeran utama dalam Nosferatu sukses menghidupkan atmosfer horor gotik yang mencekam. Jika banyak versi modern Dracula menampilkan vampir aristokrat yang memikat, Nosferatu tetap mempertahankan kesan makhluk aneh yang mengancam. Bill Skarsgard juga tak menjadikan peran Orlok sebagai monster flamboyan. Sebaliknya, ia bergerak kaku, membungkuk, dan memberikan tatapan kosong.
Di sisi lain, Lily-Rose Depp sebagai Ellen juga membawa ketegangan emosional yang lebih kompleks. Karakternya mengambarkan perlawanan dalam ketakutan. Ekspresinya tajam, gerak tubuhnya penuh arti. Kehadiran karakter Elen yang diperankan Lily juga menambah ketegangan yang lebih sulit ditebak karena tenggelam dalam paranoia dan kegilaan.
Berdurasi sekitar 2 jam 10 menit, Nosferatu tampaknya bukan film untuk semua orang. Eggers mempertahankan ritme lambat yang bisa membuat sebagian penonton gelisah. Adegan-adegan panjang, minim dialog, dan lebih banyak bertumpu pada ekspresi wajah serta gestur mungkin terasa melelahkan bagi yang terbiasa dengan narasi horor yang lebih eksplosif. Nosferatu tayang perdana di Berlin, Jerman, pada 2 Desember 2024, dan mulai diputar di bioskop Indonesia pada 5 Februari 2025.