Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Film

Review Film Panggonan Wingit, Kisah Nyata Hotel Angker di Semarang

Panggonan Wingit diambil dari bahasa Jawa yang artinya tempat angker atau keramat, mengangkat kisah nyata hotel angker S di Semarang.

26 November 2023 | 15.14 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Rumah produksi Hitmaker Studios mempersembahkan film horor Panggonan Wingit garapan produser Rocky Soraya dan sutradara Guntur Soeharjanto. Panggonan Wingit tayang di bioskop mulai 30 November 2023.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Judul film Panggonan Wingit diambil dari bahasa Jawa yang artinya tempat angker atau keramat, mengangkat kisah nyata hotel angker berinisial “S” di Semarang. Lokasi syuting pun sebagian besar diambil di Semarang. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sinopsis Film Panggonan Wingit

Film Panggonan Wingit berkisah tentang kamar hotel tanpa nomor di lantai tiga. Siapa pun yang membuka pintu itu dan melihat sosok wanita berkulit putih dan berambut putih, hidupnya tidak akan selamat. 

Sosok wanita itu kerap menyebutkan, “Telung dino, tengah wengi,” yang berarti "Tiga hari, tengah malam." Apabila ucapan itu diterima seseorang yang membuka kamar itu, dalam hitungan hari mereka akan mati dikuliti saat tengah malam.

Raina (Luna Maya) dan adiknya, Fey (Bianca Hello) mendapat warisan hotel itu dari sang ayah. Semakin lama, mereka perlahan menemukan banyak keganjilan di hotel. Salah satunya adalah adanya kamar yang dipercaya dihuni oleh sosok berambut dan berwajah putih. 

Nyawa mereka berdua terancam setelah ia membuka pintu dan memasuki kamar tersebut. Teror dari entitas tak kasat mata pun menghantui hari-hari Raina dan Fey. Raina bersama seorang jurnalis yang juga mantan kekasihnya, Ardo (Christian Sugiono) mencari cara agar bisa selamat. 

Review Film Panggonan Wingit

Film horor ini mengajak penonton masuk dalam kisah hidup Raina yang penuh perjuangan, terlebih ketika diberi tanggung jawab mengelola hotel warisan ayahnya dan menghadapi situasi mistis yang ada.

Cerita masyarakat di Semarang diterapkan dengan baik dalam alur film yang realistis, yakni bagaimana keluarga Raina berusaha mengabaikan situasi horor hotel mereka demi mempertahankan jalannya bisnis, meski pada akhirnya tak berbuahkan hasil.

Unsur horor dalam film ini juga tak terbantahkan. Beberapa poin seperti peletakkan jump scare dan adegan berdarah ditempatkan dengan pas. Bahkan properti untuk adegan berdarah pun dibentuk dengan ciamik hingga menggambarkan kengerian yang sebenarnya. 

Ada hal-hal minim yang terlihat kurang sinkron, seperti tambahan suara untuk adegan langkah kaki, suara tangisan yang dominan kencang, dan penggambaran maju-mundur latar waktu antara satu bagian dengan bagian lainnya.

Meski begitu, yang paling menarik dari Panggonan Wingit adalah akting pemain dan adegan action dalam film ini dapat dikatakan sebagai top tier. Terdengar sejumlah instrumen yang dimasukkan di waktu yang pas dan menambah nuansa adegan. 

Secara keseluruhan, Hitmaker Studios terkenal akan alur ceritanya yang sangat baik tentang latar belakang atau asal muasal sebuah peristiwa. Hal yang sama tertuang dalam film Panggonan Wingit. 

GABRIELLA KEZIAFANYA BINOWO

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus