Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Film

Review Film The Last Breath, Teror Hiu di Dasar Laut Karibia

The Last Breath mengeksplorasi ketegangan sekelompok penyelam yang terjebak di reruntuhan kapal perang PD II, dikelilingi hiu di bawah Laut Karibia.

27 Juni 2024 | 22.01 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Akhir bulan ini, bioskop Indonesia akan kedatangan satu lagi karya Hollywood yang siap menguji nyali penonton dengan atmosfer mencekamnya. The Last Breath, film terbaru garapan sutradara asal Swedia, Joachim Hedén, mengambil tema thriller dengan latar bawah laut yang mengingatkan pada karya-karyanya sebelumnya seperti Breaking Surface (2020) dan The Dive (2023).

Sinopsis Film The Last Breath

The Last Breath mengisahkan Noah (diperankan oleh Jack Parr) dan Levi (diperankan oleh Julian Sands), dua penyelam berpengalaman yang menemukan reruntuhan kapal perang dari Perang Dunia II di dasar laut Karibia. Mereka mengajak sekelompok teman, termasuk Brett (Alexander Arnold), Sam (Kim Spearman), Riley (Erin Mullen), dan Logan (Arlo Carter), untuk menjelajahi kapal tersebut.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Namun, apa yang dimulai sebagai petualangan berubah menjadi mimpi buruk ketika mereka terjebak di dalam reruntuhan yang gelap, dikelilingi oleh hiu putih besar. Dengan oksigen yang terbatas dan ancaman hiu yang mengintai, kelompok ini harus berjuang untuk bertahan hidup dalam kondisi yang semakin memburuk dan kapasitas udara yang terbatas.

Review Film The Last Breath

Pengambilan gambar di bawah air dalam The Last Breath berhasil menangkap atmosfer menegangkan dan membuat penonton seolah ikut sesak napas, memberikan pengalaman mendalam akan ketegangan yang dirasakan karakter-karakternya. Sementara kehadiran hiu-hiu yang mengancam memperkuat nuansa survival yang terus mengintai.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dari sisi penokohan, para karakter dalam film ini digambarkan sebagai sosok yang impulsif dan seringkali membuat keputusan yang ceroboh. Tidak hanya menambah ketegangan tapi juga membuat penonton ikut emosi. Penokohan yang kuat ini memberikan dimensi psikologis tambahan pada cerita, di mana tidak hanya tentang bertahan hidup secara fisik, tapi juga tentang pertempuran melawan naluri manusiawi dan juga tekanan psikis dalam keadaan genting.

Namun, secara teknis, sinematografi yang menawan di bawah air dan efek suara yang detail memberikan kesan yang nyata dan mencekam, meningkatkan intensitas setiap adegan. Performa para aktor, terutama Jack Parr sebagai Noah, juga patut diacungi jempol karena mampu menyampaikan ketegangan dan keputusasaan karakternya dengan kuat.

Secara keseluruhan, The Last Breath berhasil menggabungkan elemen-elemen thriller survival yang memuaskan dengan pengambilan gambar yang memikat dan penokohan yang mendalam. Bagi penonton yang menyukai film dengan latar bawah laut yang menghadirkan ketegangan, film ini layak untuk ditonton. Jangan lewatkan kesempatan untuk menontonnya di bioskop Indonesia mulai 28 Juni 2024.

Adinda Jasmine

Adinda Jasmine

Bergabung dengan Tempo sejak 2023. Lulusan jurusan Hubungan Internasional President University ini juga aktif membangun NGO untuk mendorong pendidikan anak di Manokwari, Papua Barat.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus