Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO , Jakarta - Film Pengabdi Setan 2: Communion langsung menarik perhatian orang. Di hari pertama menontonnya pada Kamis, 4 Agustus 2022, belum satu hari menontonnya di bioskop, Pengabdi Setan 2: Komuni sudah ditonton lebih dari 500 ribu orang,
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berikut reviewnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Empat tahun lalu, keluarga ini kehilangan seorang nenek, Ibu, dan adik kecil mereka Ian. Peristiwa berakhir naas itu masih meninggalkan banyak pertanyaan, namun rupanya tidak ada seorang pun yang mencoba untuk membahas peristiwa itu. Bondi, si anak ketiga menyebut keluarganya tengah berpura-pura dan bersikap seolah tidak terjadi apa-apa. Kini pekerjaan sang Bapak yang serabutan juga tak luput dari pertanyaan anak-anaknya.
Rusun Mandara adalah rusun kedua yang keluarga ini huni. Penghuni di rusun yang mereka tempati sebelumnya, menurut Rini terlalu kepo dengan urusan tetangga. Mencoba belajar dari pengalaman sebelumnya, keputusan tinggal di rusun dianggap bisa lebih memudahkan untuk meminta bantuan kalau terjadi sesuatu. Tapi rupanya, keluarga ini tidak benar-benar tahu dengan siapa saja kini mereka tinggal bersama.
Dan sebuah peristiwa pada satu malam mengungkap sejumlah misteri yang selama ini mereka cari tahu. Bagaimana kehidupan keluarga ini setelah melewati peristiwa mengerikan, disajikan dalam Pengabdi Setan 2: Communion dengan garapan Joko Anwar.
Ketika peristiwa mengerikan kembali terjadi, Rini dan kedua adiknya mau tidak mau makin kuat mencurigai ayah mereka sendiri yang tidak pernah mau benar-benar terbuka. Kali ini Joko menyajikan sejumlah adegan dibiarkan terbuka begitu saja tanpa penjelasan lebih.
Pengabdi Setan 2 bukan lagi tentang Ibu, sisir, dan loncengnya. Kehadiran benda-benda itu begitu melekat hingga akhir cerita. Teror yang belum selesai dan makin mengganggu ini tak lagi bersumber dari suara lonceng dari kamar Ibu di lantai atas yang kudu dijangkau lewat anak tangga kayu yang berderit. Masih ada suara dan lagu dari radio, tayangan berita dan pemutaran lagu Rayuan Pulau Kelapa yang memperkuat suasana lawas di saat sumber hiburan demikian terbatasnya.
Aktivitas para penghuni rusun pagi-siang diwarnai keluar masuk rusun khas dengan antrean di depan satu-satunya elevator sempit dan sering rusak, serta anak-anak yang memanfaatkan lorong-lorong dan area seadanya untuk bermain. Malam, suasana berubah nyenyat. Sumber-sumber penerangan seadanya di zaman dulu seperti lilin, lampu semprong, sampai batang korek api dimanfaatkan Joko untuk jadi sumber cahaya tengah malam saat listrik padam.
Pemilihan rumah susun yang kumuh tak terawat untuk lokasi syuting Pengabdi Setan 2: Communion jadi pilihan yang tepat untuk menyajikan suasana horor sejak awal film bermula. Pengambilan gambar Pengabdi Setan 2 juga terasa berbeda dibanding cerita pertamanya. Pengambilan angle di lorong-lorong minim cahaya, lift rusak nan sempit, anak-anak tangga, ruang-ruang gelap jadi area yang dieksplorasi Joko Anwar dan dieksekusi sinematografer Ical Tanjung, untuk menghadirkan rasa cemas, takut, panik, sekaligus penasaran. Belum lagi latar musik yang penuh suspens sedari mula ikut menguatkan suasana tempat.
Agak lain dengan Pengabdi Setan yang sesekali saja menampilkan sosok tak kasat mata, penampakan yang ditampilkan jauh lebih banyak, mengimbangi lebih banyak karakter yang dihadirkan dalam film ini. Seolah masing-masing menghadapi sendiri ketakutan dan rahasia yang ingin diungkap.
Dalam Pengabdi Setan 2: Communion, Joko Anwar menunjukkan kepiawaiannya menyuguhkan sebuah film horor yang lengkap bukan hanya bertumpu pada upaya asal mengagetkan dan menakutkan penonton saja dengan menempatkan penampakan hantu atau musik yang rada mengganggu. Film ini punya kekuatan cerita dan karakter yang berhasil dibawakan para aktornya yang rata-rata masih muda. Terutama para tokoh utamanya yang bisa melanjutkan karakter masing-masing yang menunjukkan perkembangan. Bagaimana mereka sebagai saudara tetap saling menjaga agar tak lagi kehilangan satu sama lain. Joko juga tahu bagaimana cara menyelipkan humor di tengah ketegangan baik menimbulkan tawa atau yang dituturkan dengan ekspresi datar.
Satu hal tak kalah penting dan khas tentunya pesan-pesan tersirat yang Joko selipkan. Bagaimana teror yang hadir membayangi para tokoh bukan hanya dari para hantu dan anggota komuni yang terus menuntut korban. Latar suasana film juga makin dikuatkan era tak kalah kelam di tengah peristiwa penembak misterius, masalah-masalah sosial yang tak kunjung usai, juga masalah perkotaan seperti banjir di pesisir Jakarta yang sudah ada sejak lama.
Jika film pertamanya mengacu pada film lawas berjudul serupa, Joko berhasil melanjutkan cerita dan mengembangkannya jadi sebuah pertunjukkan yang lebih matang. Bagi yang sudah menonton mungkin akan bersepakat kalau Pengabdi Setan 2 ini berkali lipat lebih seram dari yang pertama.
Judul: Pengabdi Setan 2: Communion
Sutradara Komuni: Joko Anwar
Pemain: Tara Basro, Bront Palarae, Endy Arfian, Nasar Anuz, Egy Fedly, Muzzaki Ramdhan, Fatih Unru, Ratu Felisha, Jourdy Pranata, Kiki Narendra, Iqbal Sulaiman, dan Nazifa Fatiah Rani .
Baca juga: Rekor, Baru Setengah Hari Tayang, Pengabdi Setan 2 Sudah Ditonton Lebih dari 500 Ribu Orang
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.