Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kelompok musik lokal asal Riau, Riau Rhythm berhasil menggelar konser presentasi di Amerika Serikat. Mereka menggelar empat konser di tiga kota berbeda: Chicago, Illinois, New York, dan New Jersey antara 19 hingga 24 September 2023 lalu. Sayangnya, prestasi membanggakan ini tak banyak diberitakan ketika itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Rino Dezapaty, komposer dan juga founder Riau Rhythm menjelaskan detail perjalanan tur konser ini. Mereka bertolak dari Pekanbaru ke Jakarta pada 16 September. Lalu, transit satu malam dan keesokan harinya pukul 05.30 subuh terbang ke Narita International Airport Jepang untuk transit. Dari Jepang mereka meluncur menuju Chicago, IL Amerika Serikat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Konser pertama digelar di 211 Carpenter CH. Illinois pada 19 September. Itu adalah panggung Welcome Concert di Consulate General Republik Indonesia di Chicago, panggung pertama bersama diplomat sejumlah negara undangan. Di sana, kata Rino, hadir pula Konsulat Jenderal RI di Chicago Listiyowati yang memperkenalkan Kebudayaan Indonesia bagian Sumatera. “Kearifan lokal Indonesia memang sangat banyak dan kaya,” kata Rino.
Selanjutnya, pada 21 September konser ke 2 dimulai pukul 8 malam. Lokasinya di gedung pertunjukan Old Town School Of Folk Music Chicago. IL, Chicago dengan durasi 1 jam 45 menit. Konser full itu memainkan seluruh kumpulan karya-karya Riau Rhythm terbaik pada 8 album. Pada 22 September, mereka bertolak dari O’Hare International Airport Chicago menuju Jhon F Kennedy International Airport New York.
Pada 23 September, Riau Rhythm menggelar pertunjukan di Madison Avenue, NY City Indonesian Street Festival. Riau Rhythm tampil bersama I Wayan Balawan Group dan beberapa kelompok kesenian budaya di Amerika Serikat. Kemudian, konser di kota terakhir pada 24 September di Jersey City Theater Center, New Jersey. Pertunjukan konser Riau Rhythm disuguhkan dengan konsep hybrid music selama 1 jam 15 menit.
“Tentunya konser tour Amerika Serikat ini Riau Rhythm membuka peluang untuk bekerja sama apa pun dalam segi sponsorship maupun kerja sama antar-KJRI dan Kemendikbud,” kata Rino Dezapaty, dikutip dari laman Mediacenter.riau.go.id.
Profil Riau Rhythm
Riau Rhythm didirikan pada 2001 silam atau berusia 22 tahun. Konsep musikalnya bersumber dari kekayaan tradisi melayu. Berkaitan erat dengan isu terkini yang berkorelasi budaya lampau dan saat ini. Ratusan seni pertunjukan telah dijajal oleh musisi ini. Mulai dari dalam negeri hingga mancanegara.
Negara yang telah disambangi mereka antara lain Italia, Turki, Malaysia, Singapura, Australia, Spanyol, Portugal, Swiss, dan India. Di Indonesia, daerah yang pernah dikunjungi Riau Rhythm yakni, Papua, Makassar, Bali, Solo, Jogja, dan Surabaya. Mereka pernah pula konser di Malang, Bandung, Banten, Jakarta, Bangka Belitung, Jambi, Bengkulu, Sumatera Barat, Sumatera Utara, Kepulauan Riau.
Setelah melalui proses panjang, Riau Rhythm mulai mencoba untuk masuk ke panggung pusat pertunjukan dunia dimulai dari 2003. Mereka mengirim dokumen ke Amerika Serikat. Proses pengiriman dokumen karya melalui ekspedisi, dikirim berbentuk video. Proses ini tidak mudah, mesti melalui seleksi ketat agar bisa dinyatakan lolos. Namun, Riau Rhythm tetap optimistis. Berbekal niat mempresentasikan budaya melayu di “Negeri Paman Sam”, pusat pertunjukan dunia.
“Setelah proses panjang dari tahun 2003 hingga pada akhirnya di tahun 2023 ini, Riau Rhythm dinyatakan lolos untuk konser persentasi di Amerika Serikat. Konser di 4 panggung pertunjukan di kota Chicago, Illionis, New York dan New Jersey,” kata Rino melalui keterangan tertulis, Senin, 25 September 2023.
Riau Rhythm memulai debut dari Asia, Eropa dan Australia hingga menghasilkan 7 album studio dan 2 album live dari 2004 hingga 2020. Konsistensi adalah kunci Riau Rhythm untuk terus bertahan, sembari memperkenalkan budaya melayu ke panggung-panggung musik. Inspirasi itu salah satunya didapatkan Rino Dezapaty saat membaca konsep proto melayu (melayu tua) pada 2007 sampai 2012 dan proses album SUVARNADVIPA riset sejarah Candi Muara Takus.
Demikian juga konsep fushion di album Satellite Zapin. Itu ersumber dari Sejarah Siak Seri Indrapura hingga deutro melayu (melayu baru) tentang sejarah perdagangan Riau Lingga dan Malaka yang mengangkat tema “Awang Menunggang Gelombang”.
Rino menjelaskan, tokoh utama Panglima Awang dikenal juga sebagai Henrique De Malacca, navigator ekspedisi Ferdinand Magellan. Dengan Kapal Victoria ia berkeliling dunia untuk mencari rempah, hingga terjadinya akulturasi budaya, bahasa, sosial, dan instrumen tradisi Indonesia.
“Sosok tersebut menjadi sumber penciptaan dan tekad kuat Riau Rhythm untuk terus konsisten bermusik di jalan sunyi jauh dari kata industri pada tahun 2020,” kata Rino.
Pilihan Editor: Riau Rhytm Mempertanyakan dan Berpegang Pada Sejarah