Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
DIA termasuk figur yang kita bayangkan sebagai diri kita setiap kali pura-pura bermain gitar. Topi tinggi hitam. Rambut kriwil. Kacamata hitam. Rokok yang seperti menggantung di bibir.... Dialah Slash, mantan gitaris utama band yang pada awal 1990-an namanya mendunia, Guns N’ Roses. Dengan segala atributnya itu (kecuali rokok, yang sudah dijauhinya), dia beraksi di panggung Istora Senayan, Jakarta, Selasa pekan lalu—satu momen yang, barangkali, hanya terjadi sekali.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo