Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Film

Sederet Fakta Menarik di Balik Pembuatan Serial Star Wars: The Acolyte

Star Wars: The Acolyte menampilkan galaksi serta era puncak kejayaan Jedi, yang belum pernah diperlihatkan dalam live-action Star Wars lainnya.

6 Juni 2024 | 11.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Star Wars: The Acolyte mengisahkan sebuah investigasi terhadap kejahatan beruntun, mengadu seorang Jedi Master yang dihormati dengan seorang pejuang berbahaya dari masa lalunya. Ketika semakin banyak petunjuk muncul, mereka menempuh jalan gelap di mana kekuatan jahat mengungkapkan bahwa semuanya tidak seperti yang terlihat.

Serial live-action bergenre thriller misteri ini akan mengajak penonton ke dalam area abu-abu dari berbagai tema universal, seperti kekuasaan, benar dan salah, terang dan gelap. Simak lebih lanjut sederet fakta menarik dari serial Star Wars: The Acolyte berikut ini:

1. Dipenuhi Bintang Ternama

Star Wars: The Acolyte melibatkan aktor papan atas asal Korea Selatan, Lee Jung Jae yang memenangkan piala Golden Globe untuk Best Television Actor–Drama Series. Dia berperan sebagai Master Sol, pusat dari konflik cerita serial ini.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lee Jung Jae sebagai Jedi Master Sol dalam serial Star Wars: The Acolyte. Dok. Disney+ Hotstar Indonesia

Selain itu, serial ini juga dibintangi Amandla Stenberg sebagai Mae Aniseya, Manny Jacinto sebagai Qimir, Dafne Keen sebagai Jecki, Charlie Barnett sebagai Yord, Jodie Turner-Smith sebagai Mother Aniseya, Rebecca Henderson sebagai Vernestra Rwoh, Dean-Charles Chapman sebagai Master Torbin, Joonas Suotamo sebagai Kelnacca, dan Carrie-Anne Moss sebagai Master Indara.

2. Mengedepankan visual, koreografi, dan penggambaran era kejayaan Jedi

Serial ini menampilkan galaksi serta era puncak kejayaan Jedi, yang belum pernah diperlihatkan dalam live-action Star Wars lainnya. Warna menjadi kunci visual utama untuk mencerminkan era kejayaan tersebut, sekaligus menggambarkan motivasi samar-samar dari para karakter dibandingkan stratifikasi yang jelas antara kebaikan dan kejahatan, yang banyak ditunjukkan dalam berbagai proyek Star Wars.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Star Wars: The Acolyte. Dok. Disney+ Hotstar Indonesia

Elemen koreografi pun juga banyak ditampilkan, seperti seni bela diri, pertarungan dengan tangan kosong dan senjata untuk menguatkan adegan aksi dari para karakter.

3. Libatkan mastermind di balik film Star Wars: The Rise of Skywalker

Kevin Jenkins, yang juga mengerjakan desain produksi untuk Star Wars: The Rise of Skywalker, berusaha membangun berbagai dunia baru untuk The Acolyte, yang berlatar waktu 100 tahun sebelum live-action Star Wars lainnya. Kevin juga menciptakan versi galaksi yang lebih tua dan damai daripada yang biasanya ditunjukkan dalam Star Wars sejauh ini. Ia berusaha mengembangkan bahasa visualnya sendiri dan membayangkan ulang segalanya, seperti desain pesawat luar angkasa hingga gaya lampu yang digunakan dalam interior.

4. Gunakan referensi tone dari film yang berbeda-beda

Star Wars: The Acolyte. Dok. Disney+ Hotstar Indonesia

Leslye Headland mengungkapkan bahwa ia terinspirasi dari berbagai film, seperti Kill Bill, Frozen, Crouching Tiger, Hidden Dragon dan film seni bela diri Wuxia lainnya.

“Bagi saya, Star Wars selalu mengenai anggota keluarga dengan keyakinan yang berlawanan dan drama yang muncul karena hal tersebut. Saat mengerjakan The Acolyte, saya mengambil inspirasi dari media yang memperlihatkan dinamika keluarga sambil menikmati tontonan,” ungkap Leslye Headland.

5. Scoring dan musik dikerjakan oleh pemenang Oscar

Star Wars: The Acolyte. Dok. Disney+ Hotstar Indonesia

Michael Abels adalah sosok di balik scoring Get Out, film pemenang piala Oscar tahun 2017 sekaligus pemenang dari World Soundtrack Award untuk film Us. Ia terlibat dalam pengerjaan scoring dan musik yang dinamis untuk serial ini. Ia merasa tertantang untuk menyeimbangkan warisan score dari Star Wars dengan sesuatu yang baru.

“Ada saat di mana musiknya terdengar khas Star Wars, sehingga terasa hidup bersama seluruh galaksi. Dan ada kalanya Anda melihat hal-hal yang belum pernah kita lihat di film atau acara lain. Memang seharusnya terasa seperti itu. Ada saat-saat yang terasa familiar, ada pula yang terasa asing, dan ini memang disengaja. Jadi kami mulai mengerjakan bagian mana yang akan berada pada satu sisi spektrum atau sisi lainnya," kata Michael Abels.

Serial Star Wars: The Acolyte dari Lucasfilm ini tayang pada Rabu, 5 Juni 2024 dengan dua episode pertama, secara eksklusif di Disney+ Hotstar. Berdasarkan Star Wars karya George Lucas, Star Wars: The Acolyte diciptakan oleh Leslye Headland, yang juga berperan sebagai produser eksekutif dan sutradara untuk beberapa episode serial ini.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus