Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seni

Serba-serbi Penggembokan Pementasan Teater Wawancara dengan Mulyono di ISBI Bandung

Pemberangusan karya seni oleh pihak kampus ISBI Bandung terhadap pementasan kelompok Teater Payung Hitam berjudul Wawancara dengan Mulyono.

18 Februari 2025 | 11.45 WIB

Mahasiswa melakukan aksi protes terkait pelarangan pertunjukan monolog Wawancara dengan Mulyono oleh Teater Payung Hitam di taman Kampus ISBI, Bandung, Jawa Barat, 17 Februari 2025. Tempo/ Prima mulia
Perbesar
Mahasiswa melakukan aksi protes terkait pelarangan pertunjukan monolog Wawancara dengan Mulyono oleh Teater Payung Hitam di taman Kampus ISBI, Bandung, Jawa Barat, 17 Februari 2025. Tempo/ Prima mulia

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Pementasan kelompok Teater Payung Hitam berjudul "Wawancara dengan Mulyono" gagal dipentaskan pada 15 dan 16 Februari 2025 setelah ruang pertunjukan digembok oleh pihak kampus Institut Seni Budaya Indonesia atau ISBI Bandung.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Sutradara sekaligus pemain kelompok Teater Payung Hitam Rachman Sabur, menuturkan sebelum ditutup, dia dan pemain lain yaitu Tony Broer sempat berlatih di studio itu pada Jumat malam, 14 Februari 2025 hingga sekitar pukul 23.00 WIB. “Tadi pagi saya ke sini itu pintu Studio Teater sudah digembok,” kata Rachman kepada Tempo, Sabtu, 15 Februari 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Di sisi lain, melalui keterangan tertulisnya, Rektor ISBI Bandung Retno Dwimarwati menyatakan komitmennya dalam menjaga lingkungan akademik selalu kondusif dan harmonis dengan melarang keras segala bentuk kegiatan yang mengandung unsur suku, agama, ras, dan antar golongan (SARA), termasuk kepentingan berbau politik praktis yang melibatkan dosen dan purnabakti.

“Kebijakan ini diambil guna memastikan bahwa kampus tetap menjadi ruang ilmiah yang bebas dari konflik kepentingan dan provokasi berbasis identitas dan politik tertentu,” katanya, Ahad ,16 Februari 2025.

Berikut serba serbi pembredelan pentas teater Payung Hitam, Wawancara dengan Mulyono.

Kampus punya tanggung jawab moral

Retno menegaskan kampus memiliki tanggung jawab moral untuk menjaga nilai-nilai kebangsaan serta mencegah berkembangnya narasi yang dapat memecah belah persatuan. Pihaknya tidak akan mentoleransi adanya kegiatan yang berpotensi menimbulkan perpecahan berbasis SARA dan politik, baik yang dilakukan oleh mahasiswa, dosen, pegawai administrasi, maupun purnabakti.

“Kampus adalah tempat bagi ilmu pengetahuan, bukan untuk penyebaran isu-isu kontraproduktif yang dapat mengganggu keharmonisan,” ujar Retno. 

Dia mengajak seluruh sivitas akademika untuk terus menjunjung tinggi semangat kebhinekaan dan menghindari segala bentuk provokasi yang dapat merusak persatuan. Kampus ISBI Bandung harus tetap menjadi tempat bagi dialog yang sehat, kritis, dan tetap dalam koridor etika akademik. 

Teater Payung Hitam tak akan bongkar gembok

Meskipun pertunjukan tidak bisa dilakukan, Rachman mengatakan tidak akan membongkar gembok, pun tidak berencana memindahkan tempat pertunjukan ke ruangan lain di kampus ISBI. “Saya akan menunggu teman-teman dan penonton yang datang sambil mau klarifikasi seluruhnya masalah ini, apalagi kalau bukan pelarangan kan,” kata Rachman. 

Pencopotan baliho 

Sebelumnya, kelompok Teater Payung Hitam memasang baliho berukuran 3 x 4 meter di depan Gedung Kesenian Sunan Ambu ISBI Bandung pada Rabu, 12 Februari 2025. Namun keesokan harinya, baliho itu lenyap setelah dicopot pihak kampus. “Alasannya untuk dokumentasi,” kata Rachman.

Baliho yang sempat ditahan itu kemudian diminta kembali lalu dipasang lagi Jumat, 14 Februari 2025. Tapi kemudian, menurut Rachman, baliho acara itu dicopot lagi. Hingga kemudian pintu ruangan acara digembok menjelang pementasan. 

Pertunjukan soal Mulyono

Mulanya, kelompok Teater Payung Hitam ingin menandai eksistensinya selama 43 tahun dengan menggelar pertunjukan teater berjudul Wawancara dengan Mulyono. Mulyono adalah nama kecil mantan Presiden Joko Widodo atau Jokowi. Berdurasi sekitar 35 menit, lakon itu akan dimainkan oleh Rachman Sabur dan Tony Broer dengan memadukan dialog verbal dan bahasa tubuh. 

Pada naskahnya, Rachman menjadi seorang jurnalis amatir yang melakukan wawancara kepada tokoh bernama Mulyono. Selain pertunjukan, Rachman Sabur juga akan meluncurkan buku yang berisi sepuluh naskah monolog teater buatannya sejak 1986 hingga 2024.

Anwar Siswadi berkontribusi dalam penulisan artikel ini. 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus