Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seni

Setelah tim berwajah cerah

Direktur tim, bur rasuanto ditarik dari jabatannya & dikembalikan ke yayasan kesenian jakarta (ykj). ia dinilai kurang harmonis dengan lembaga-lembaga kesenian lain yg berada di lingkungan tim.

11 Mei 1991 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Direktur TIM Bur Rasuanto ditarik ke Yayasan Kesenian Jakarta. Selasa pekan ini yayasan rapat untuk mencari penggantinya. PUSAT Kesenian Jakarta Taman Ismail Marzuki, yang setahun belakangan ini sibuk berbenah, menghadapi guncangan baru. Bur Rasuanto ditarik dari jabatannya sebagai Direktur TIM yang baru dipangkunya setahun lewat tiga bulan. Bur dikembalikan ke Yayasan Kesenian Jakarta (YKJ), sebuah lembaga swasta yang mengelola TIM yany diketuai Omar Abdalla. Sebenarnya, sejak Pemda DKI Jakarta menyerahkan pengelolaan TIM kepada YKJ awal tahun lalu wajah TIM mulai cerah. Begitu dilantik Februari tahun lalu untuk masa jabatan 1990-1993, Bur langsung melakukan gebrakan. Bangunan yang rusak mulai diperbaiki, walau dengan dana yang terbatas. Pegawai yang berlebihan dikembalikan ke Pemda DKI, sehingga yang tinggal betul-betul yang berfungsi. Dalam bidang kesenian, Bur berhasil "menarik kembali" Teater Koma untuk pentas di TIM setelah RrUp pimpinan N. Riantiarno ini bermukim di Gedung Kesenian Jakarta. Rendra juga bisa manggung membacakan sajaknya. Bahkan ulang tahun TIM November tahun lalu dirayakan dengan lebih meriah dibanding sebelumnya. Rupanya, dalam satu sisi Bur disorot: ia dinilai kurang harmonis dengan lembaga-lembaga kesenian lain yang berada di lingkungan TIM, seperti dan ini yan terutama Dewan Kesenian Jakarta. Sebagai Direktur TIM, Bur dinilai sering melangkah sendiri dan mengabaikan keberadaan lembaga-lembaga lain itu. "Boleh saja Direktur TIM punya usulan atau inisiatif program kegiatan, tetapi tetap harus diketahui DKJ dan disetujui YKJ," kata Noorca M. Massardi, Ketua DKJ periode 1990-1993. Sebagai contoh Noorca menyebutkan pementasan drama Suksesi oleh Teater Koma dan pembacaan puisi Rendra yang sempat membuat masalah. "Secara resmi DKJ tidak pernah diberi tahu mengenai program-program itu," ujar Noorca. "Begitu ada masalah dan berurusan dengan Polda segala macam, yang repot dihubungi dan dimintai penjelasan kan DKJ." Menurut Noorca, apa yang dilakukan Bur selama ini telah menyimpang dari ide dasar aturan main dalam mengelola TIM. Yakni, TIM adalah pelaksana dari program-program yang dirancang DKJ. Noorca yang didampingi Sekretaris DKJ Adi Kurdi kemudian memberi contoh lain tentang pemakaian gedung yang ngawur dan tanpa diketahui lembaga lain. "Saya lihat ada acara perpisahan sekolah. Belum lagi acara pesta perkawinan," Adi Kurdi menambahkan. Tapi, bukankah langkah itu adalah satu upaya untuk memanfaatkan gedung secara maksimal dan mendapatkan sumber dana? Namun, Noorca melihat tidak semestinya Bur kelabakan cari duit. "Kan ada YKJ yang bertugas mencari sponsor. Lagi pula, sudah mendapat subsidi dari Pemda DKI. Kalau misalnya TIM kekurangan dana untuk melaksanakan satu program, DKJ dan TIM bisa membentuk project officer untuk cari dana," kata Noorca. Menurut Kepala Dinas Kebudayaan Pemda DKI, Suparmo, subsidi dari Pemda saat ini Rp 220 juta setiap tahun. Di samping itu, TIM juga diberi kebebasan menarik uang parkir tanpa harus menyetor ke kas DKI. TIM juga berhak mengantungi Rp 36 juta per tahun dari bioskop TIM 21. Belum lagi soal pajak tontonan yang diperingan. Ada contoh lain lagi tentang ketidakserasian hubungan TIM dengan DKJ. Menurut Noorca, bulan Februari-Maret lalu DKJ dan YKJ sepakat membuat aturan main baru yang berlaku 1 April. Yakni, dalam setahun disepakati 100 hari TIM diistirahatkan dari penggunaan keramaian untuk pemeliharaan. Lalu, 150 hari dipergunakan untuk melaksanakan program kegiatan yang dirancang DKJ. Sisanya 100 hari, diberikan kepada pihak pengelola TIM. "Tetapi program TIM harus diajukan dulu ke YKJ dan dirundingkan dengan DKJ mengenai kelayakannya," kata Noorca."Tetap tidak efektif, karena TIM ingin jalan sendiri." Ketidakharmonisan TIM dan DKJ itulah yang membuat Omar Abdalla, mantan Dirut Bank Bumi Daya bertindak. "Kalau memang sudah tidak bisa diharapkan harmonis, ya sudah, kita putuskan untuk menarik dia ke yayasan," kata Omar Abdalla. "Mungkin ini menyangkut gaya pribadi, kan ada orang yang luwes, ada juga yang kaku tidak bisa berkomunikasi." Bagaimana dengan desas-desus soal keuangan? Ada yang menyebutkan Bur sudah lama tidak memberikan laporan keuangan kepada YKJ. Omar membantah. "Selama ini tiap bulan ada laporan keuangan. Berapa sih besarnya keuangan di TIM? Paling cuma omsetnya Rp 60 juta sebulan," kata Omar Abdalla. Ketua YKJ ini sudah memberitahukan keputusan yayasan kepada yang bersangkutan. Bur Rasuanto, menurut Omar Abdalla, sudah menerima keputusan itu. Soalnya kemudian adalah siapa penggantinya. Menurut Omar, hal itu masih akan dibicarakan dalam rapat Selasa pekan ini. "Yang penting, calon itu bisa diterima di kalangan seniman," katanya. Sayang sekali, sampai Senin malam lalu, Bur Rasuanto tak bersedia diwawancarai. Menurut istrinya, Bur tak bisa diganggu karena menyiapkan "tulisan" untuk rapat YKJ esok harinya. Sementara itu, Ketua Akademi Jakarta Sutan Takdir Alisjahbana, yang sedang berlibur di Bali, mengatakan bahwa soal ketidakharmonisan di TIM itu jangan dibesar-besarkan. "Kita mengharapkan kerja sama. Tapi, kalau terjadi perbedaan, kita mau bilang apa lagi. Antara yayasan dan akademi tidak ada perselisihan," kata S.T.A. kepada Silawati dari TEMPO. Adapun Gubernur Wiyogo mengaku gundah. "Terus terang, saya sedih. Seharusnya TIM sudah tidak mengalami masalah lagi," ujarnya. Priyono B. Sumbogo, Nunik Iswardhani, dan Linda Djalil

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus