Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Solo - Pemerintah Kota Surakarta bersama Wal Enteprise akan kembali menggelar Solo Keroncong Festival pada Jumat - Sabtu, 26-27 Juli 2019. Festival yang berlangsung di halaman Balai Kota Surakarta ini menjadi bagian dari upaya melestarikan musik keroncong sekaligus daya tarik wisatawan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ketua Panitia Solo Keroncong Festival Cuk Subagyo mengatakan akan tampil kelompok musik keroncong dari berbagai kota. "Masing-masing memiliki gaya yang berbeda sehingga festival lebih berwarna," kata Cuk Subagyo di Solo, Rabu 24 Juli 2019.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sepuluh kelompok musik keroncong dari beberapa kota akan tampil selama dua hari di Solo Keroncong Festival. Mereka berasal dari Tanjung Enim, Bandung, Demak, Jakarta, Cibubur, dan Surakarta. "Kelompok Swastika Surakarta, misalnya, akan menyajikan musik keroncong asli," katanya. Adapun kelompok keroncong lain membawakan musik keroncong kontemporer.
Menurut Cuk Subagyo, panggung untuk festival bakal ditata dengan menghadirkan replika bangunan cagar budaya yang ada di Solo. "Tahun ini panggung akan dihias dengan replika Museum Radyapustaka," katanya.
Kepala Bidang Kesenian Dinas Kebudayaan Surakarta, Mareta Dinar mengatakan Solo Keroncong Festival telah digelar sebanyak sembilan kali. Artinya, Solo Keroncong Festival yang berlangsung esok hari tepat yang satu dasawarsa.
Mareta Dinar berharap melalui festival ini, musik keroncong bisa tetap bertahan di tengah gempuran musik modern. Terlebih Solo sangat erat dengan sejarah perkembangan musik keroncong. "Ada banyak maestro keroncong asal Solo, seperti Waldjinah dan mendiang Gesang," katanya.