Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seleb

Selamat Jalan Tante Lien, Sang Legenda Penyanyi Keroncong Nasi Goreng Indonesia-Belanda

Tante Lien, si penyanyi nasi goreng, banyak dikenal mengaransemen lagu dengan lirik Belanda-Indonesia dalam nuansa keroncong.

19 Juli 2024 | 07.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Tante Lien. Foto: Instagram.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Dunia hiburan kehilangan salah satu sosok yang paling dicintai oleh masyarakat Indonesia dan Belanda. Wieteke van Dort, atau yang lebih dikenal sebagai Tante Lien, meninggal di kampung halamannya, Den Haag, pada Senin, 15 Juli 2024 dalam usia 81 tahun. Ia dimakamkan keesokan harinya, Selasa, 16 Juli 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seperti dilansir melalui NOS Nieuws, Wieteke meninggal karena kanker hati. Dia didiagnosis sejak Mei 2024 dan kankernya  telah menyebar ke paru-paru dan otaknya. Sebelumnya, pada Senin, 8 Juli 2024, suaminya, Theo Moody lebih dulu meninggal usai melawan sakit komplikasi usus dan pneumonia sejak 2023.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Saya dirawat dengan baik oleh dokter yang berbakat. Mereka akan melakukan segalanya yang bisa dilakukan untuk menyelamatkan nyawa saya, dan saya percaya itu," ujar Tante Lien, dikutip melalui De Telegraaf pada Kamis, 18 Juli 2024.

Tante Lien lahir dengan nama Louisa Johanna Theodora van Dort pada 16 Mei 1943 di Surabaya, Jawa Timur. Dalam perjalanan hidupnya, ia menciptakan dan menyanyikan lagu-lagu yang menggabungkan budaya Indonesia dan Belanda.

Lagu ‘Geef Mij Maar Nasi Goreng’, ‘Klappermelk met suiker’ dan ‘Terug naar Soerabaia’ adalah beberapa dari karya terkenalnya yang selalu dikenang. Lagu-lagu tersebut membawa nuansa nostalgia akan masa kecilnya di Indonesia.

Masa Kecil Tante Lien di Surabaya

Tante Lien merupakan anak dari T.K.L van Dort, seorang Belanda yang bekerja di pabrik gula di Jawa Timur, dan ibu yang asli Jawa. Ayahnya meninggal di Surabaya dan dimakamkan di Kembang Kuning. Kehidupan masa kecilnya di Surabaya sangat memengaruhi karya-karya seni yang ia ciptakan.

Ketika berusia 14 tahun, yaitu pada 1957, Tante Lien dan keluarganya pindah ke Belanda karena situasi politik di Indonesia saat itu. Perpisahan dengan tanah kelahirannya tersebut menjadi sumber inspirasi dalam banyak karyanya, yang mengisahkan kenangan masa kecilnya di Indonesia.

Salah satu lagu yang paling dikenal dari Tante Lien adalah ‘Geef Mij Maar Nasi Goreng’ yang dalam bahasa Indonesia berarti ‘Beri Aku Nasi Goreng’. Lagu ini menggambarkan kerinduannya akan makanan-makanan khas Indonesia seperti nasi goreng, sambal, kerupuk, dan berbagai hidangan lainnya. Liriknya penuh dengan nostalgia akan masa kecilnya di Surabaya, tempat ia pertama kali merasakan kenikmatan kuliner Indonesia.

Lagu ini tidak hanya menjadi simbol dari kerinduan Tante Lien akan tanah kelahirannya, tetapi juga menghubungkan dua budaya yang ia cintai. Meski tinggal di Belanda, hatinya selalu terpaut pada Indonesia, dan hal ini tercermin dalam setiap bait lagu yang ia ciptakan dan nyanyikan.

Karier Tante Lien dalam Dunia Seni

Tante Lien memang banyak dikenal mengaransemen lagu dengan lirik Belanda-Indonesia dalam nuasa keroncong. Hampir di setiap panggungnya, dia tampil dengan pakaian kebaya. Dia memulai kariernya sebagai guru sekolah drama sebelum melanjutkan pendidikan di Sekolah Teater di Amsterdam. 

Meskipun tidak menamatkannya, ia menemukan bakatnya dalam bidang komedi dan bergabung dengan Nieuwe Komedie pada 1964. Kariernya semakin berkembang ketika ia memerankan Juliet dalam Romeo and Juliet karya Shakespeare pada 1966 dan bekerja sebagai komedian di Kabaret ABC Wim Kan dan Corry Vonk pada 1968.

Pada 1970, ia menikah dengan psikoterapis Theo Moody dan memutuskan untuk mengurangi kesibukan di dunia kabaret demi meluangkan lebih banyak waktu dengan anak-anaknya. Tante Lien kemudian beralih ke dunia radio dan televisi, dan mulai tampil di acara TV Late Late Lien Show pada akhir 1970-an. Karakter Tante Lien yang ia ciptakan dalam acara tersebut menjadi sangat populer dan membuatnya dikenang hingga kini.

Selama kariernya, Tante Lien menerima berbagai penghargaan, termasuk disk Nipkow untuk JJ De Bom, Edison, dan penghargaan dari kerajaan Belanda. Bahkan di usia 80 tahun, ia masih ikut berperan dalam film In Love with Bali pada 2024.

NOS | DE VOLKSRANT

Adinda Jasmine

Adinda Jasmine

Bergabung dengan Tempo sejak 2023. Lulusan jurusan Hubungan Internasional President University ini juga aktif membangun NGO untuk mendorong pendidikan anak di Manokwari, Papua Barat.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus