Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teroka

Sutradara Riri Riza Juga Bisa Bikin Seni Instalasi, Ada di Artjog

Seni instalasi karya Riri Riza bersama seniman lainnya berjudul Humba Dreams (un) Exposed ditampilkan di Artjog 2019 di Yogyakarta.

28 Juli 2019 | 20.01 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Yogyakarta - Sutradara film Riri Riza berkolaborasi dengan Studio Batu membuat karya seni instalasi di Artjog 2019. Seni instalasi berjudul Humba Dreams (un) Exposed ini terdiri dari patung, video, dan suara film yang menggambarkan kearifan lokal masayarakat Sumba dan kepercayaan Marapu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Beragam gambar animasi bergerak mengisi layar berukuran besar. Gambar-gambar bergerak itu mirip wayang. Ada citraan lanskap sabana di tanah Sumba, Nusa Tenggara Timur yang indah. Orang-orang Sumba dengan pakaian khas tenun, patung-patung Sumba, dan kuda. Suara tari-tarian khas Sumba membuat orang seperti sedang menyaksikan langsung upacara tradisi Sumba.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pengunjung bisa mengintip potongan-potongan film terbaru Riri Riza yang berjudul Humba Dreams melalui tiga patung yang punya "mata". Mata itu berupa lubang kecil untuk mengintip apa yang ada di tubuh patung.

"Medium film tidak cukup untuk menggambarkan budaya Sumba dan kompleksitasnya. Itu mengapa kami gunakan karya lintas medium dan lintas disiplin seni," kata Riri Riza, Sabtu, 27 Juli 2019. Tiga patung yang ditunjukkan pada karya seni instalasi Humba Dreams (un)Exposed ini menjadi gambaran jasad dalam tradisi Marapu.

Karya seni instalasi karya sutradara Riri Riza berjudul Humba Dreams (un)Exposed dipajang di Artjog 2019. TEMPO | Shinta Maharani

Kematian dalam kepercayaan lokal Marapu merupakan peristiwa penting dan utama dalam kehidupan masyarakat Sumba. Mereka memberikan penghormatan terhadap anggota keluarga yang meninggal sebagai bagian dari pusat kehidupan.

Dalam karya seni instalasi ini, Riri Riza bekerja sama dengan seniman Wulang Sunu, Taba Sanchabakhtiar, dan Satrio Budiono. Wulang Sunu, co-founder Studio Batu mengembangkan karya seni dari beragam disiplin seperti film pendek, pertunjukan visual, dan seni visual. Taba Sanchabakhtiar menghasilkan karya dalam bidang videografi.

Co-founder Studio Batu, Wulang Sunu mengatakan butuh waktu hampir dua bulan untuk menggarap karya seni kolaboratif itu. Penggarapan yang cukup lama misalnya membuat gambar tiga dimensi dan patung berbahan besi.

Sutradara Riri Riza dan produser film Humba Dreams memberikan keterangan pers di Yogyakarta, Sabtu 27 Juli 2017. TEMPO | Shinta Maharani

"Kami membuat karya yang masif tentang upacara, musik, tari, dan budaya Sumba," kata Wulang Sunu. Lewat karya itu, para seniman lintas disiplin ingin mengajak pengunjung mendapatkan pengalaman baru melihat Sumba.

Rumah produksi Miles Films juga telah memutar film tentang Sumba dan kepercayaan Marapu secara perdana di Bioskop XXI Yogyakarta, Sabtu, 27 Juli 2019. Film berjudul Humba Dreams diputar secara terbatas.

Pada 3-4 Agustus 2019, film Humba Dreams diputar untuk umum di Yogyakarta dalam rangkaian acara Festival Film Asia Jogja-NETPAC atau JAFF. Sebelumnya, film Humba Dreams telah diputar pada ajang Shanghai International Film Festival 2019 dan meraih CJ Entertainment Award di Asian Project (APM) Busan International Film Festival pada 2017.

Shinta Maharani

Shinta Maharani

Kontributor Tempo di Yogyakarta

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus