Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Indonesia kembali kehilangan sosok besar dalam dunia seni dan budaya. Hj. Sudarwati, yang lebih dikenal dengan nama panggung Titiek Puspa meninggal dunia pada Kamis, 10 April 2025 pukul 16.30 WIB di RS Medistra, Jakarta, pada usia 87 tahun.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Kabar duka ini disampaikan oleh manajernya, Mia kepada Antara. Ucapan duka juga datang dari berbagai pihak, termasuk label Musica Studio yang mendoakan agar amal ibadah Titiek diterima di sisi Tuhan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Semoga amal ibadah dan kebaikan Eyang Titiek Puspa diterima dan ditempatkan di tempat terbaik Allah SWT," tulis Musica Studio dalam pernyataan resminya.
Meski dikenal luas sebagai penyanyi dan pencipta lagu, Titiek Puspa juga memiliki karier panjang dan berwarna di dunia perfilman Indonesia.
Sejak debut pada pertengahan 1960-an, ia terlibat dalam berbagai film yang tak hanya menghibur, tetapi juga menyuarakan isu sosial dengan gaya yang khas, salah satunya adalah Minah Gadis Dusun (1965).
Film tersebut menjadi tonggak awal perjalanan Titiek Puspa di dunia akting. Ia langsung mendapat peran utama sebagai Minah, seorang gadis desa yang menghadapi tantangan hidup dengan hati yang lapan. Penampilannya menjadi pembuka jalan untuk berbagai peran besar lain setelahnya.
Selain Minah Gadis Dusun, berikut adalah lima film tersohor yang pernah dibintangi Titiek Puspa.
- Ateng Minta Kawin (1974)
Dalam film komedi keluarga ini, Titiek memerankan seorang janda penyanyi dangdut yang jatuh cinta pada duda kolektor lagu, diperankan oleh Eddy Soed. Kisah cinta ini tidak hanya melibatkan mereka, tetapi juga anak-anak masing-masing yang menjalin asmara secara diam-diam.
Menurut Indonesian Film Center, film ini memadukan komedi ala Srimulat dengan kritik sosial ringan, dan Titiek tampil begitu hidup dalam membawakan karakter yang kocak namun tetap elegan.
- Inem Pelayan Sexy (1976)
Film garapan Nya Abbas Akup ini merupakan salah satu karya satire sosial paling ikonik. Titiek berperan sebagai Ny. Cokro, istri dari bos tempat Inem bekerja.
Film ini mengeksplorasi isu kelas sosial dengan pendekatan komedi yang cerdas. Kesuksesannya luar biasa hingga dilanjutkan ke dua sekuel, yakni Inem Pelayan Sexy II dan III. Dalam kedua sekuel tersebut, karakter Titiek tetap tampil mencolok dan membawa nuansa otoritas yang kuat.
- Apanya Dong (1983)
Dalam film ini, Titiek berperan sebagai Pei-Pei, perempuan yang menjalin hubungan tak lazim dengan duda keturunan Tionghoa bernama Ho Liang. Film ini menyatukan berbagai kisah cinta yang aneh dan jenaka dalam satu alur yang penuh warna.
Penampilan Titiek di sini menambah kedalaman cerita, memperlihatkan kemampuannya dalam menjelajah genre komedi dan drama secara bersamaan.
- Cinta Setaman (2008)
Dalam film garapan Harry Dagoe Suharyadi, Titiek Puspa tampil sebagai salah satu tokoh penting, yaitu seorang kepala sekolah taman kanak-kanak, sosok ibu yang kuat dan bersahaja yang berusaha menjalani kehidupan sesuai dengan prinsip-prinsip Islam di tengah tekanan hidup modern.
Meski bukan tokoh utama dari keseluruhan cerita, kehadiran Titiek justru menjadi salah satu elemen yang paling membekas. Dengan karisma dan ketenangan yang khas, ia mampu menyampaikan pesan moral dan kehangatan yang menjadi benang merah film ini.
- Ini Kisah Tiga Dara (2016)
Di usia 79 tahun, Titiek Puspa masih aktif berakting dan tampil memikat dalam film produksi Nia Dinata ini. Dikutip dari IMDB, Titiek memerankan karakter Oma, nenek dari tiga gadis muda yang sibuk mendorong cucu-cucunya untuk segera menikah.
Film ini penuh nuansa kekeluargaan dan kehangatan, serta menjadi salah satu penampilan terakhir Titiek di layar lebar. Ini menjadi pengingat bahwa energi dan semangatnya tak pernah padam.
Lewat film dan lagu, Titiek Puspa telah memberi sumbangsih tak ternilai bagi dunia hiburan Indonesia. Sosoknya akan terus hidup dalam karya-karya yang menginspirasi lintas generasi. Selamat jalan, Eyang Titiek. Jejakmu abadi dalam budaya bangsa.