Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Episode terakhir drama Korea When The Phone Rings yang tayang pada Sabtu, 4 Januari 2025, mencatat rekor baru dengan rating nasional 8,6 persen menurut Nielsen Korea. Angka ini menjadi pencapaian tertinggi selama 12 episode penayangannya di MBC dan Netflix. Namun, di balik kesuksesan itu, kontroversi besar justru mencoreng reputasi drama tersebut karena dianggap menyinggung isu Israel-Palestina.
Kontroversi Isu Israel-Palestina di When The Phone Rings
Cerita dalam episode terakhir When The Phone Rings memicu perdebatan panas meskipun menggunakan nama negara fiktif. Banyak penonton merasa bahwa konflik antara negara Paltima dan Izmael secara implisit merujuk pada ketegangan Israel-Palestina, yang dianggap tidak sensitif terhadap realitas konflik tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pada enam menit terakhir episode semalam, diceritakan Hong Hee Joo yang diperankan Chae Soo Bin kembali menjadi juru bahasa isyarat di televisi. Ia menerjemahkan berita yang dibacakan Na You Ri.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Siaran itu memberitakan serangan udara Paltima ke Izmael, disertai pengambilan sandera warga Korea Selatan yang kemudian diselamatkan Baek Sa Eon (Baek Yu Yeon) sebagai juru runding setelah tak lagi menjadi juru bicara Blue House. Narasi ini memancing gelombang reaksi di media sosial, dengan tudingan bahwa drama ini telah melanggengkan propaganda yang tidak sensitif terhadap isu kemanusiaan. Terlebih dengan penggambaran Palestina sebagai pihak agresor.
Sebenarnya, episode ini sudah menarik dengan adegan Hong Hee Joo berani memasuki negara Republik Argan yang digambarkan luluh lantak akibat perang. Setelah ditangkap oleh pemberontak, ia diselamatkan oleh Sa Eon. Ini menjadi pertemuan mereka setelah enam bulan terpisah lantaran Sa Eon menghukum dirinya sendiri dengan menghilang.
Banjir Hujatan di Media Sosial
Reaksi netizen Indonesia ramai bermunculan di platform X, bahkan tak sedikit dari mereka yang mengajak untuk memboikot drama besutan sutradara Park Sang Woo itu. Salah satunya seorang pengguna @p*n*a**k** menumpahkan kekecewaannya lewat sebuah cuitan, “KECEWA BANGETTT Baru kelar nonton #WhenThePhoneRingsEp12, di ujung episode ternyata nyinggung soal konflik paltima 'nyerang' izmael. Mana udah ep terakhir.” Netizen lainnya @*d*l**ri* juga menyayangkan akhir dari drama tersebut. “Dengan kesalahan besar di satu eps ending buat dramanya jadi anjlok bener? harus lebih perhatian lagi sama hal kayak gini supaya nggak kejadian ulang.”
Reaksi kemarahan serupa juga bergulir di kalangan netizen internasional. Seorang pengguna X, @a**ame*ee*, menulis, “Sangat kecewa dengan episode terakhir #WhenThePhoneRings... menggambarkan Palestina sebagai pihak agresor pada 2025? Ini bisa jadi salah satu hal paling jahat yang dilepaskan begitu saja. BOIKOT SEKARANG!”
Ungkapan kekecewaan juga diperkuat oleh cuitan dari @s*ark**ng**e yang menulis, “Anak-anak di Palestina sedang mati kedinginan karena rumah mereka dibom, dan drama ini malah mempropagandakan Zionisme. BOIKOT!!!”
Tim Produksi Masih Bungkam
Hingga kini, tim produksi When The Phone Rings belum mengeluarkan pernyataan resmi terkait kontroversi ini. Instagram sutradara Park Sang Woo, per 5 Januari juga ramai dibanjiri hujatan dari netizen terkait adegan tersebut. Misalnya, akun @*ul*ant*s*t*_ yang menulis, “Pembebasan Palestina di Palestina bukan konflik, tapi genosida. Saya sangat suka drama ini tapi setelah ini benar-benar kecewa."
Ada pula akun @f*tr*am*st*pa yang mengancam akan memboikot karya-karya Sang Woo lainnya, "Tidak perlu penjelasan, kami sudah memasukkan kamu dan proyek berikutnya ke dalam daftar boikot kami. Sementara itu, netizen lainnya, @**diss*.f juga meminta penjelasan dan permintaan maaf dari tim produksi dan stasiun TV, “Tolong, MBC, sutradara, penulis bertanggung jawab & minta maaf. Kemudian kita bisa belajar bersama tentang apa yang sebenarnya terjadi di dunia nyata."
Sementara itu, aktor Yoo Yeon Seok yang membintangi drama tersebut mengunggah foto behind the scene pada hari yang sama, ia menyampaikan ucapan terima kasih kepada penggemar di Instagram pribadinya. "Saya akan hadir lagi dengan karya baru dalam bentuk yang baru. Selamat Tahun Baru dan saya berharap yang terbaik untuk kalian semua tahun ini,” tulisnya. Komentar di unggahan tersebut lebih banyak berisi dukungan positif dari penggemar.
Bukan Pertama Kali Tuai Kontroversi
Sebelumnya, tim produksi pernah mengeluarkan permintaan maaf atas kritik penggunaan bahasa isyarat pada episode pertama yang tayang pada 22 November 2024. Karakter Hong Hee Joo, seorang penerjemah bahasa isyarat, melakukan gerakan yang salah dalam menampilkan kata ‘gunung' dan membuat gerakan tersebut terkesan tidak pantas.
“Kami mohon maaf karena telah membuat kalian resah akibat adegan bahasa isyarat,” ujar tim produksi dalam pernyataan resmi pada 1 Desember 2024, dikutip dari Osen. Namun, mereka mengklaim tidak berniat meremehkan bahasa isyarat, sebab, drama itu mengangkat topik tersebut sebagai salah satu tema cerita.
X | INSTAGRAM | OSEN