CUACA di atas Candi Borobudur begitu bersahabat ketika Perdana Menteri Malaysia Dr. Mahathir Mohamad mendaki sampai di puncak stupa Senin pekan lalu. Matahari menjelang terbenam. Mahathir yang didampingi istrinya, Datin Seri Siti Hasman, tak henti-hentinya mengembangkan senyum. Di candi Budha itu Mahathir mendapat penjelasan sejarah Borobudur dari Kepala Kantor Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala Jawa Tengah, Drs. I Gusti Ngurah Anom. Penjelasan itu begitu detail. Itu sebabnya, sambil tersenyum cerah Mahathir beranjak menuju patung yang biasa disebut Kunto Bimo. Seperti ribuan -- atau jutaan ? -- orang yang pernah datang ke Borobudur, Mahathir mengulurkan tangannya ke lubang segi empat dan berusaha merogoh tangan Kunto Bimo yang dalam posisi semadi. Puluhan kamera mengabadikan peristiwa "penting" ini. Entah, kalau Mahathir bisa memegang tangan patung Budha itu. Itu bukan lagi hal penting, memang. Namun, malam harinya, dalam jamuan makan yang diadakan Presiden Soeharto di Gedung Agung, Yogyakarta, PM Malaysia itu berkata, "Saya menjadi orang yang sangat bahagia karena dapat berkunjung pada waktu yang tepat ke Borobudur." Pak Harto tersenyum lebar. Tak disebut-sebutnya soal rogoh-merogoh Kunto Bimo itu. Dua hari di Yogya, selain tentunya pertemuan resmi dengan Presiden Soeharto, Mahathir juga menyaksikan tari Pesta Desa ciptaan Bagong Kussudi Hardjo dan mengunjungi Museum Affandi. Untuk dua acara ini, Presiden dan Ibu Tien Soeharto mendampinginya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini