Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
PENGALAMAN menegangkan saat terbang bukan hal baru bagi Sirajuddin ”Din” Syamsuddin, 48 tahun. Satu kali pesawat yang ditumpanginya pernah mendarat darurat di Mataram, Lombok, karena ada baling-baling pesawat yang tak berfungsi. Tapi tak ada yang begitu dekat menyebabkannya berpapasan dengan maut seperti pada kecelakaan pesawat Garuda Indonesia GA-200 di Yogyakarta, awal Maret lalu.
”Ini adalah peringatan dari Allah, mungkin selama ini saya suka nyerempet-nyerempet,” katanya tanpa menjelaskan lebih jauh apa yang diserempetnya itu.
Kini, sebelum lepas landas dalam setiap penerbangan, Din punya ”ritual” baru yang dijalaninya dengan serius: minta izin pramugari untuk bertemu pilot. ”Saya bilang supaya mereka lebih hati-hati, dan yang terpenting jangan lupa berdoa,” ujar Ketua Umum Pengurus Besar Muhammadiyah ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo