Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tokoh

<font face=arial size=1 color=brown><B>Kamidia Radisti </B></font><BR />Emosi dan Konsentrasi

9 Maret 2009 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
pt_kamidia1203.jpg

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaun merah berpadu serasi dengan kulitnya yang kuning langsat. Malam itu Kamidia Radisti terlihat seperti wanita Eropa. Ia berdiri sambil menggamit le­ngan seorang lelaki yang mengenakan busana sinyo Belanda. ”Saya berperan sebagai noni Belanda,” ujar Putri Indonesia 2007 itu seusai pentas ludruk berjudul Sakerah di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Ahad lalu.

Disti—sapaan akrabnya—merasa senang. Keinginannya ikut pentas ludruk telah tertunaikan. Kendati hanya sekali muncul di panggung, mantan atlet renang Jawa Timur ini merasa puas. ”Saya senang bisa bermain bersama Kartolo, maestro ludruk,” kata nona kelahiran Surabaya 25 tahun lalu ini.

Untuk pementasan ini, Kami­dia berlatih selama sebulan. Dia belajar mengucapkan bahasa Belanda dari neneknya. Bagian yang paling sulit dari ludruk, menurut dia, adalah mengatur emosi dan konsentrasi. ”Saya harus berkonsentrasi dari ujung kaki sampai ujung kepala.” Kapan main ludruk jadi putri?

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus