Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam urusan beramah-tamah, Presiden Bank Dunia Robert Bruce Zoellick ternyata ”sangat Asia”. Kamis dua pekan lalu, dia ke Jakarta—dari Konferensi Perubahan Iklim di Bali—sebelum melawat ke Cina. Di lantai 13 gedung Bursa Efek Jakarta, kantor World Bank, lebih dari 20 editor media dalam dan luar negeri menantinya. Waktu pertemuan hanya 45 menit karena Zoellick harus ke bandara.
Tuan rumah membujet waktu pertemuan dengan ketat. Eh, begitu tiba di ruangan pukul 14.30 WIB, alih-alih menuju meja, sang tamu kehormatan malah keliling ruangan. Dia menyalami satu demi satu editor sembari menanyakan sekadar kabar mereka.
Saat jumpa pers, yang juga dihadiri Tempo, pria yang masih bugar di usia 54 tahun itu dengan luwes menyisipkan humor saat menjawab pertanyaan. ”Wah, ini sih pertanyaan tricky,” ujarnya sembari tertawa saat ada yang meminta dia menggambarkan kondisi The Bank—sebutan untuk Bank Dunia—tatkala Paul Wolfowitz, presiden sebelumnya, mundur di tengah masa jabatan saat terkena kasus.
Seusai pertemuan, Pak Zoellick masih sibuk melayani wartawan yang ingin berfoto. ”Bagaimana kalau posenya sambil jabat tangan?” bos Bank Dunia itu mengusulkan saat seorang editor memintanya untuk dipotret bersama. Lalu, klik, klik! Wah, boleh juga ”diplomasi media” ala Pak Zoellick. Maklum, sebelum ke Bank Dunia, dia adalah Deputi Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, diplomat kawakan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo