Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pengujung 2007 menutup masa kerja Arief Budiman, 66 tahun, di Universitas Melbourne, Australia. Sepuluh tahun kehadirannya di universitas ini telah banyak memberikan manfaat bagi pengkajian Indonesia. Banyak pakar lulusan Melbourne mengaku tertarik mengambil mata pelajaran yang berkaitan dengan Indonesia karena Arief yang mengajar.
Kedekatan mereka dengan dosen lulusan Universitas Harvard, Amerika, ini terbukti pada saat malam perpisahan. Banyak mantan mahasiswanya datang mendengar pidato yang disampaikan Arief tentang civil society di Indonesia. Tampak juga para kolega akademis, baik yang sudah pensiun maupun masih aktif.
Pensiun dari Melbourne, Arief mengatakan hendak kembali ke Indonesia. Dia ingin mengajar atau memberikan seri ceramah di Salatiga, Yogya, atau Solo. ”Saya tidak mencari pekerjaan dengan gaji. Pensiun yang saya terima sudah cukup untuk hidup,” ujarnya.
Bagaimana bila ada pejabat tinggi yang ingin mengangkatnya jadi penasihat? ”Oh, saya sama sekali tidak berminat. Saya ingin tetap menjadi pengamat politik tanpa jadi pejabat pemerintah. Mengamati dari luar saja,” ujarnya. Dengan rumah di Salatiga dan Melbourne, di mana pun dia merasa lelah, tempat berteduh tidak pernah jauh.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo