Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
SAMBUTAN meriah itu tak pernah dibayangkan Nyak Ina Raseuki, 46 tahun. Penonton di Konzerthaus am Gendarmenmarkt, Berlin, Jerman, memberikan standing applause dua kali, setelah ia membawakan empat lagu bersama kelompok Kroncong Tenggara. Padahal penonton di dalam gedung itu kebanyakan belum pernah mendengar musik keroncong.
Ubiet, demikian panggilan akrab Nyak Ina, patut berbangga pula. Dari berbagai kelompok yang tampil dalam acara Asia Pacific Weeks pada Sabtu dua pekan lalu itu, hanya dia dan Kroncong Tenggara yang diminta menjadi kelompok pembuka. "Kami tampil satu jam tanpa jeda," kata Ubiet.
Haus Der Kulturen Der Welt, sebagai penyelenggara, secara khusus telah memantau berbagai karya seni budaya dari seluruh dunia sejak setahun sebelumnya. Pada akhirnya pilihan mereka jatuh pada Ubiet dan Kroncong Tenggara. Kelompok ini dianggap sangat mewakili percampuran budaya Asia dan Eropa. "Keroncong dianggap sebagai fusi kebudayaan Asia-Eropa yang tertua di dunia," katanya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo