Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Gilang Ramadhan, 48 tahun, tak sekadar jago menggebuk drum. Ia pun kreatif dalam berkarya. Ia memasukkan suara tetabuhan tradisional dalam musiknya, misalnya gendang, rebana, dan tifa. Demi musik yang sempurna, Gilang pun berkeliling Indonesia untuk belajar alat-alat tetabuhan tradisional tersebut.
Tapi tak hanya untuk diri sendiri. Tahun ini ia pun memasukkan materi tetabuhan tradisional dalam kurikulum sekolah musiknya, Gilang Ramadhan Studio Drummer. "Gendang sudah masuk materi. Yang lain baru sosialisasi," katanya.
Gilang tidak menyangka materi baru tersebut menarik minat anak-anak muda. Padahal banyak murid yang awalnya enggan mempelajari alat tetabuhan tradisional ini. "Mereka awalnya ingin belajar drum dan gitar. Jadi cukup kaget ketika minta diajari gendang," ujar anak sastrawan Ramadhan K.H. yang sejak kecil sudah diajari gamelan Jawa dan Bali ini. Ia ingin anak-anak Indonesia juga mengenal musik tradisional, tak hanya musik Barat. "Musikus harus memiliki jati diri."
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo