Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
AHAD dua pekan lalu, puluhan perempuan yang sebagian memakai rok mini berunjuk rasa di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta. Poster dan spanduk dibentangkan, antara lain bertulisan "Jangan Salahkan Baju Kami, Hukum Pemerkosa", "Tubuhku Tidak Porno, yang Porno Otakmu", dan "Jangan Salahkan Bajuku, Salahkan Pemerkosa".
Pemicu protes adalah ucapan Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo, yang menyatakan cara berpakaian perempuan menjadi pemicu pemerkosaan. Direktur Eksekutif Yayasan Jurnal Perempuan, Mariana Amiruddin, termasuk pendukung demonstrasi. Dia ikut mengenakan rok mini sambil berteriak dan mengacungkan poster. "Rok mini sebagai simbol kekacauan berpikir pejabat publik," ujar perempuan 35 tahun itu.
Menurut Mariana, pemerkosaan adalah kejahatan murni dan tidak terkait dengan cara berpakaian. Pemerkosaan di angkutan umum, katanya, terjadi lantaran tidak adanya jaminan keamanan. Dia mengkritik Fauzi yang tidak menyediakan sistem transportasi yang memadai dan aman. "Kalau cara berpikir pejabat salah, kebijakannya pasti tidak akan berpihak pada perempuan," katanya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo