Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tokoh

<font face=arial size=2 color=#ff9900>Putri Ayudya</font><br />Berurai Air Mata

14 November 2011 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Agak aneh juga gabungan talenta yang dimiliki Putri Ayudya, 23 tahun. Dia bisa dengan perkasa mendaki dua puncak Himalaya di satu waktu, melenggak-lenggok dengan luwes di atas panggung final Puteri Indonesia di saat lain, dan berakting di panggung teater. Yang menarik, semua itu dia lakukan dengan berurai air mata. "Aku memang mudah menangis, tapi biasanya karena sesuatu yang terjadi di luar diriku," kata pemeran Surtikanti dalam teater Karna itu.

Ketika sampai di dua puncak Himalaya—Island Peak (6.189 meter) dan Kala Patthar (7.161 meter)—pada awal tahun lalu, Putri langsung berlinang air mata. Demikian juga saat dikarantinakan dalam pemilihan Puteri Indonesia. Finalis yang kemudian terpilih menjadi Puteri Inteligensia ini tak tahan membendung air matanya. "Saat itu, dalam sesi psikologi, kami memang dikondisikan untuk menangis, agar beban hilang," kata pembawa acara Jejak Petualang di stasiun televisi Trans 7 ini.

Bakat menangis Putri diuji saat berperan sebagai istri Adipati Karna (diperankan sastrawan Sitok Srengenge) dalam pementas­an di Salihara pertengahan November ini. Soalnya, selama latihan beberapa bulan terakhir, dia sudah berkali-kali menguras air matanya. Maklum, dia berakting sebagai seorang perempuan yang membaca surat-surat dari suami yang sudah ia ketahui gugur di medan perang.

Meski sudah berkali-kali memeras saputangan, Putri berjanji akan tetap bisa menangis di pementasan puncak. Ia "menyalahkan" teks dialog drama yang dibuat Goenawan Mohamad. "Terutama pada baris-baris terakhir, saat Karna menulis dalam surat: 'Satu-satunya hal yang membuatku sedih adalah ketika aku tak bisa lagi memandangmu, ketika kau memandangku'," kata Putri.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus