Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Geregetan dengan laku model Indonesia yang kerap kurang berdisiplin, Izabel Jahja berniat membuka agensi model. Soalnya, akibat profesionalisme rendah, banyak pekerjaan disabet model berwajah bule. ”Saya ingin model kita berkualitas,” kata Abel, sapaan akrabnya. Kantor agensi sudah disiapkan di bilangan Ruko Permata Senayan, Jakarta Selatan, dan rencananya akan dibuka November mendatang. ”Sebagai pemilik, saya mengarahkan dan merancang konsep,” ujar model berdarah Padang-Prancis ini.
Abel punya mimpi model Indonesia bisa go international. Untuk itu, mereka harus memiliki disiplin tinggi. ”Jangan suka datang terlambat,” katanya. Soal disiplin, dia sendiri kenyang pengalaman. Pada 1998-2002, ia menetap di Singapura dan selama tiga bulan (1999) menjadi model di New York, Amerika. Tidak pernah satu kali pun ia masuk daftar hitam perancang.
Seorang model, kata bekas penyiar radio ini, juga harus mau melakukan pekerjaan tanpa pilih bulu. Dalam berpose pun model Indonesia suka memilih. Padahal, disuruh memanjat pohon dan digigit semut sekalipun, se-orang model harus mau dan tetap bisa bergaya cantik.
Bila diminta pulang karena tidak lolos casting, seorang model juga tidak perlu merasa kesal. ”Kalau mau masuk ke industri, harus siap,” katanya. Tak cuma mencari bibit model perempuan, lewat agensinya Abel bermaksud mencari bibit model pria. Jumlah model kaum Adam di Tanah Air memang baru segelintir. ”Mungkin bisa dihitung dengan jari, ya,” ujarnya. Apa karena takut digigit se-mut?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo