Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
PEMBANGUNAN sebuah pompa bensin baru membuat Omi Komariah Madjid, 61 tahun, meradang. Soalnya, pom bensin itu terletak di dekat rumahnya di Jalan Nimun, Tanah Kusir, Jakarta Selatan. Tangki bensinnya bahkan ditanam tepat di depan rumah seorang tetangganya. ”Bagaimana kalau meledak? Buku-buku Cak Nur mau dibawa ke mana?” istri almarhum cendekiawan muslim Nurcholish Madjid itu menggugat.
Omi dan sekitar 15 tetangganya juga cemas, stasiun pengisian bahan bakar itu akan membuat jalan di lingkungan rumah mereka bertambah macet. ”Lucunya, mereka bilang sekarang belum macet,” ujarnya. Pom bensin itu juga dikhawatirkan mencemari air tanah. ”Padahal semua warga di sini menggunakan air tanah untuk hidup.”
Bersama para tetangga, Omi su-dah menulis surat protes ke Wali Kota Jakarta Selatan, November lalu. Namun surat itu tak berjawab. Mereka malah mendengar pemerintah sudah memberikan izin pengoperasian pom bensin itu. Atas saran bekas Menteri Lingkungan Hidup Emil Salim, mereka akhirnya meminta bantuan lembaga bantuan hukum. Duh, beratnya melawan pom bensin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo