Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tokoh

<font size=2 color=#993300>Omi Komariah Madjid</font><br />Protes Pom Bensin

10 Mei 2010 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PEMBANGUNAN sebuah pompa bensin baru membuat Omi Komariah Madjid, 61 tahun, meradang. Soalnya, pom bensin itu terletak di dekat rumahnya di Jalan Nimun, Tanah Kusir, Jakarta Selatan. Tangki bensinnya bahkan ditanam tepat di depan rumah seorang tetangganya. ”Bagaimana kalau meledak? Buku-buku Cak Nur mau dibawa ke mana?” istri almarhum cendekiawan muslim Nurcholish Madjid itu menggugat.

Omi dan sekitar 15 tetangganya juga cemas, stasiun pengisian bahan bakar itu akan membuat jalan di lingkungan rumah mereka bertambah macet. ”Lucunya, mereka bilang sekarang belum macet,” ujarnya. Pom bensin itu juga dikhawatirkan mencemari air tanah. ”Padahal semua warga di sini menggunakan air tanah untuk hidup.”

Bersama para tetangga, Omi su-dah menulis surat protes ke Wali Kota Jakarta Selatan, November lalu. Namun surat itu tak berjawab. Mereka malah mendengar pemerintah sudah memberikan izin pengoperasian pom bensin itu. Atas saran bekas Menteri Lingkungan Hidup Emil Salim, mereka akhirnya meminta bantuan lembaga bantuan hukum. Duh, beratnya melawan pom bensin.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus