Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berburu berbagai atribut The Beatles menjadi menu wajib G-Pluck tiap kali bepergian, terutama ke luar negeri. Soalnya, personelnya meniru cara dan gaya bermain gitar, sepatu, pakaian, peralatan, tone musik, sampai logat personel The Beatles. "Seperti mencari jodoh. Cari ke mana-mana enggak dapat, ketika sudah mau menyerah malah dapat," kata Awan Garnida, pemain bas G-Pluck.
Banyak cerita unik dan seru ketika melakukan perburuan itu. Misalnya ketika membeli gitar bas Rickenbacker dari Amerika. Jantung Awan sempat berdegup kencang karena petugas Bea dan Cukai mengira gitar itu termasuk barang peninggalan sejarah, dan menahannya di Bandara Soekarno-Hatta. Tapi, setelah dia menjelaskan dan menunjukkan bukti surat-surat, akhirnya salah paham teratasi.
Selain berburu langsung ke berbagai toko di seantero dunia: Singapura, Inggris, Jerman, dan Amerika, mereka biasa memesan barang serupa milik The Beatles ke produsen. Harga barang-barang itu ternyata bisa bikin dompet jebol. Gitar seri The Beatles, misalnya, senilai Rp 40 juta, belum termasuk pajak bea masuk yang bisa mencapai belasan juta rupiah. Tak mengherankan bila gitar-gitar itu menjadi semacam barang keramat bagi personel G-Pluck.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo