Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Digital

Ini Android, Bung

Ponsel pintar Android telah menggusur Apple iPhone, BlackBerry, serta kolaborasi Nokia-Symbian. Diperkirakan setengah ponsel pintar pada 2012 akan dikuasai Android. Tinggal Android lawan iPhone.

9 Mei 2011 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

ANDROID hanyalah anak bawang ketika pertama kali mulai digunakan sebagai sistem operasi telepon seluler pada 22 Oktober 2008. Proyek Google ini bukanlah apa-apa dibanding sistem operasi Symbian, yang dipakai penguasa pasar ponsel dunia, Nokia, ataupun Windows Mobile milik Microsoft.

Android, di mata John Curran, Manajer Produk Windows, Microsoft Inggris, kala itu sama sekali bukan ancaman. Dengan semua pengalamannya sebagai raja sistem operasi di komputer, Microsoft memang layak bersikap agak jumawa. "Dalam tiga tahun, tidak akan mengejutkan, nomor satunya adalah Microsoft," ujar Curran kepada Techradar.com. Kelemahan utama Android adalah minimnya dukungan jaringan operator telekomunikasi dan pembuat ponsel.

Sprint Nextel, operator telekomunikasi terbesar ketiga di Amerika Serikat, juga ogah melirik HTC Dream, ponsel pertama dengan sistem operasi Android. Bahkan Dan Hesse, bos Sprint, mengatakan, "Ponsel Android tak layak dipasangi label Sprint." HTC ¡©Dream memang jeblok di pasar. Sedangkan sang pesaing, Apple iPhone, yang dilansir ke pasar setahun sebelumnya, tengah menikmati kejayaan.

Tak mengherankan jika Andy Rubin, bos proyek Android dan arsitek sistem operasi itu, mulai agak pesimistis. Tanpa terobosan, Android bakal tergilas para seniornya, yakni BlackBerry, Windows Mobile, atau sistem operasi iOS dalam Apple iPhone. Penyelamatnya bernama Motorola dan Verizon Wireless.

Bisnis ponsel Motorola kala itu bisa dibilang tinggal beberapa langkah menuju kuburan. Masa kejayaan Motorola dengan ponsel tipis Razr sudah lama lewat. Sanjay Jha, yang baru tiga bulan di kursi panas Motorola, sedang berpikir keras supaya divisi ponsel Motorola tidak bernasib serupa dengan Siemens. Dia kasak-kusuk dengan Rubin membicarakan kemungkinan membuat ponsel Motorola Android.

Kepada Rubin dan anak buahnya, Sanjay menjanjikan sebuah ponsel tipis dengan desain tak kalah cantik dibanding iPhone. Layar sentuhnya juga lebih bening dan detail ketimbang ponsel Apple. Dia juga mengiming-imingi Google jalinan kerja sama dengan Verizon, raksasa telekomunikasi nomor dua di negeri Obama. "Kami semua sangat antusias," Hiroshi Lockheimer, tangan kanan Rubin, mengenang.

Namun optimisme itu menguap hanya beberapa minggu kemudian. Desain yang disodorkan Sanjay ternyata sangat mengecewakan. "Bentuknya seperti senjata. Anda bisa menyayat tangan Anda dengan ponsel itu," kata seorang anggota tim Android, seperti dikutip majalah Wired. Tim Android, Motorola, dan Verizon terpaksa jungkir balik "mengelus" kembali desain ponsel itu demi memenuhi tenggat peluncuran. Kerja keras mereka terbayar lunas. Motorola Droid sukses besar. Hanya dalam sepekan, 250 ribu Droid ludes terjual. Sejak saat itu Android terbang tinggi.

Nokia pun tergusur dari takhtanya. Dari 101 juta ponsel pintar yang terjual sepanjang tiga bulan pertama tahun ini, 35 persen di antaranya adalah ponsel Android. Berdasarkan data perusahaan riset Canalys, jatah bagi Nokia tinggal 24 persen, merosot jauh dibanding tahun sebelumnya yang 39 persen. Di bawahnya ada ¡©iPhone, 18 persen, dan RIM BlackBerry, yang pangsanya juga terus tergerus tinggal 14 persen. Perusahaan riset lain, Gartner, bahkan meramalkan Android akan menguasai separuh pasar ponsel pintar tahun depan.

l l l

Perang ponsel pintar nantinya sepertinya hanya akan menyisakan Android melawan iPhone (mungkin plus Windows Mobile). Nokia mungkin akan meninggalkan Symbian sepenuhnya dan beralih ke Windows Mobile; kini kedua pihak sedang merintis kerja sama. Sedangkan BlackBerry, yang semula sangat agresif, begitu lambat dalam inovasi dan melansir produk baru.

Dalam empat bulan terakhir, misalnya, menurut Koordinator Forum Android Indonesia Arief Burhanuddin, BlackBerry hanya mengeluarkan dua produk baru. Bandingkan dengan puluhan ponsel Android yang menyerbu pasar Indonesia. "Mereka sudah berhasil membangun perusahaan yang hebat. Mereka juga mempunyai latar belakang mengesankan. Terang mereka bukan idiot, tapi mereka berlaku layaknya seorang idiot," mantan petinggi Palm, Jean Louis Gassee, mengkritik bos BlackBerry dengan ketus.

Perang antara Apple dan Android sudah bak pertempuran ideologi. Apple mengelola "negara"-nya dengan kendali sangat ketat. Dia membuat sendiri ponsel beserta sistem operasinya, dan tidak membiarkan satu pihak pun mengotak-atiknya. Dia juga menyeleksi ekstra-ketat aplikasi-aplikasi buat iPhone yang hendak dijual di toko Internetnya.

Google bertindak sebaliknya. Android dikembangkan dari sistem operasi open source Linux. Google membebaskan mitranya di Open Handset ¡©Alliance, seperti Samsung, LG, Sony-Ericsson, Acer, dan HTC, untuk meng-oprek dan memodifikasi Android. Kontrol Google ke toko aplikasinya, Android Market, juga sangat longgar. "Aplikasi apa saja dengan gampang bisa dipajang di Android Market," kata Arief. Sekarang ada lebih dari 200 ribu aplikasi di Market. "Lebih dari separuhnya gratis."

Persaingan panas Android melawan iPhone tak cuma terjadi di lapak penjual ponsel, tapi juga di pengadilan. Total ada 40 gugatan mengenai paten yang disengketakan antara Apple dan para pengusung Android. Apple-lah yang pertama menggali kapak perang. Pada Maret 2010, perusahaan ini menggugat HTC. Enam bulan kemudian giliran Motorola yang diseret ke pengadilan. Yang terakhir adalah Samsung. Belum terang, ke mana pertempuran di meja sidang ini akan berujung.

Di dunia Android boleh berjaya, tapi di negeri ini BlackBerry-lah rajanya. "BlackBerry sudah menjadi gaya hidup di Indonesia," ujar Legi Sugianto, Manajer Pemasaran Produk LG Mobile Indonesia. Ketika sudah menjadi bagian dari gaya hidup, tak penting lagi bagaimana canggih teknologinya ataupun fungsinya. Sebagian pembeli ponsel Blackberry juga mengejar fitur Blackberry Messenger. Repotnya, fitur ini tak bisa tersambung dengan layanan pesan instan lain, seperti Yahoo! Messenger, GoogleTalk, atau WhatApps.

Pasar iPhone di Indonesia sendiri akan sulit berkembang karena terbentur harganya yang masih relatif mahal. Apple iPhone 4 dengan kapasitas penyimpanan 16 gigabita, misalnya, dibanderol Rp 7 juta. Belum ada tanda-tanda Apple berniat membuat iPhone versi yang lebih murah sehingga bisa bersaing dengan ponsel Android.

Meski demikian, Arief sangat yakin, tak lama lagi BlackBerry akan tergusur ponsel Android. Pertama, soal pilihan ponsel Android yang jauh lebih beragam. Kedua, harga ponsel Android semakin murah, bahkan ada yang dijual di bawah Rp 1 juta. Banyaknya aplikasi gratis di Android Market, menurut Legi, juga menjadi daya tarik ponsel Android.

Android bukannya tanpa kritik. Banyaknya versi modifikasi Android, dengan rupa-rupa konfigurasi peranti keras dalam ponsel, merepotkan pembuat aplikasi. Android Froyo di LG Optimus X2 tak sama persis dengan Froyo di Motorola Atrix. Kontrol longgar Google di Android Market ternyata juga berbuah kerepotan. Ada beberapa bandit Internet yang memajang aplikasi Android dengan malware di dalamnya.

Namun semua itu belum bisa menahan laju Android. Posisi Android ini, di mata sejumlah kalangan, mirip sekali dengan kemunculan Microsoft Windows, yang merajai sistem operasi di komputer sampai saat ini.

Sapto Pradityo (New York Times, CNNMoney)


Sistem Operasi Bersama

Android cepat berkembang karena sistem operasi ini boleh digunakan dengan bebas. Ini berbeda dengan Apple atau RIM, yang menggunakan sistem operasi tertutup untuk telepon seluler mereka. Google tidak mendapat uang langsung dari Android yang dikembangkannya. Google hanya berhitung, jika banyak ponsel pintar dipakai, mesin pencarinya juga akan banyak digunakan dan, dengan demikian, iklannya semakin bertebaran. Iklan di mesin pencari inilah yang bakal menjadi pemasukan mereka.

2003
OKTOBER
Android Inc didirikan di Palo Alto, California, Amerika Serikat, oleh Andy Rubin dan Chris White.

2005
AGUSTUS
Google mencaplok Android.

2007
JUNI
Apple meluncurkan iPhone, yang belakangan menjadi pesaing utama Android.

NOVEMBER
Beberapa perusahaan telekomunikasi, termasuk Motorola, LG, Samsung, HTC, dan Intel, bergabung dalam Open Handset Alliance dan sepakat menggunakan Android yang digratiskan Google.

2008
OKTOBER
Ponsel Android pertama di Amerika Serikat dan Inggris, HTC Dream (G1), diluncurkan. Android 1.0 resmi diluncurkan. Begitu pula toko online yang menjual aplikasinya, Android Market.

2009
APRIL
Versi 1.5 (Cupcake) diluncurkan. Semua versi Android diberi nama makanan penutup.

SEPTEMBER
Versi 1.6 (Donut) dilansir.

OKTOBER
Versi 2.0/2.1 (Eclair) dilansir.
Motorola Droid diluncurkan dan dipromosikan sebagai alternatif iPhone buatan Apple. Ponsel ini merupakan hasil kolaborasi Android Inc dengan Motorola dan Verizon, setelah HTC Dream (G1) dianggap tak seberhasil yang diharapkan. Divisi ponsel Motorola bangkit lagi berkat produk ini.

2010
JANUARI
HTC Nexus One diluncurkan. Ini Android Eclair pertama yang dirilis.

MEI
Versi 2.2 (Froyo) dilansir. Google mengumumkan setiap hari ada 100 ribu Android yang diaktivasi.

NOVEMBER
Selama triwulan hingga November, Android menjadi ponsel kedua terbanyak di Amerika Serikat, menggeser iPhone. BlackBerry masih nomor satu.

DESEMBER
Android 2.3 (Gingerbread) diluncurkan. Google menyatakan setiap hari 300 ribu Android baru diaktivasi.

2011
FEBRUARI
Android untuk tablet, Honeycomb, dilansir.

MARET
Jumlah aplikasi gratis Android sudah melewati iPhone.

APRIL
Google menyatakan setiap hari ada 350 ribu aktivasi baru.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus