Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tokoh

Acara alumni afs

Paul d. wolfowitz, dubes as untuk ri, didampingi istrinya clare selgin wolfowitz menjadi tuan rumah acara malam mencari dana alumni american field service di kediamannya dihadiri tokoh-tokoh penting. (pt)

18 Oktober 1986 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

KEDIAMAN duta besar AS di Jakarta, Jumat malam pekan lalu, marak. Lampu warna-warni kerlap-kerlip di pepohonan, tenda dipasang di halaman. Para pemuda dan gadis -- pribumi dan kulit putih berdandan mengenakan pakaian Bali atau campuran baju Barat dan destar. Clare Wolfowitz sendiri, nyonya rumah, mengenakan kebaya Bali warna hitam dan kain songket cokelat. Didampingi suaminya, Dubes AS Paul Wolfowitz yang mengenakan kemeja batik parang warna cokelat, Clare tak capek-capeknya mengembangkan senyum menyalami para undangan -- yang sebagian besarnya para returnee program AFS (American Field Service). Malam itu, tidak seperti biasanya, acara mencari dana AFS diselenggarakan agak istimewa: diselenggarakan khusus di rumah dubes AS. Ini tak lepas dari kenyataan bahwa Clare Selgin (nama aslinya) adalah returnee AFS juga, yang pada 1962 dikirim ke Indonesia dan menetap di Yogya. "Kalau saya harus menentukan, peristiwa apa yang paling mempengaruhi hidup saya, tak pelak lagi adalah pengalaman tinggal di mancanegara, dan itu di Indonesia dalam rangka mengikuti AFS," katanya. Clare memang berseri-seri malam itu dan kegembiraannya meledak ketika tanpa ia duga sebelumnya dr. Sutarto, 78 tahun, orangtua angkatnya ketika di Yogya dulu, muncul di pintu masuk. "Saya tidak menyangka," katanya. Dr. Sutarto sendiri hanya tersenyum-senyum. Alumni AFS yang kemudian menjadi tokoh penting di tanah air dan hadir malam itu ada beberapa, di antaranya Penyair Taufiq Ismail, Direktur Bir Bintang Tanri Abeng. Hadirin selebihnya, di samping para returnee (istilah khas para bekas) AFS dari sejak angkatan 1956, adalah para undangan terhormat, seperti pelukis Nyonya Astari, istri Dirut Caltex Indonesia. Malam dana itu menghasilkan Rp 81 juta. Di antaranya berasal dari harga undangan dan lelang lukisan karya Nyoman Gunarsa, serta dua buah karya grafis bergambar kediaman resmi dubes AS oleh seorang pelukis Amerika. Dana ini penting karena kegiatan AFS "Tidak mendapatkan sponsorship dari negara mana pun," kata Clare. Sekitar separuh biaya harus ditanggung sendiri oleh peserta, yakni 2.400 dolar AS.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus