USAI mewisuda sarjana dan menerima mahasiswa baru, Jumat pekan
lalu di Balai Sidang Senayan, Prof. Mahar Mardjono sedikit
sedih. "Saya akan meninggalkan mereka," ujarnya. Ia sudah
menongkrongi posnya selama dua periode, sejak Desember 1973, dan
akan berakhir dalam tahun ini juga. "Setelah dua kali, saya
nggak akan minta tambah lagi," ujarnya tersenyum.
Sebagai pendidik, dokter dan komandan kampus Prof. Mahar, 58
tahun, masih selalu tenang, sabar dan tidak kehilangan humor.
Meski menurut Ny. Mahar, "ia sibuk luar biasa. Di rumah cuma
enam jam dan hanya buat tidur."
Rencananya, sesudah meninggalkan pos rektor, ia akan tetap
menjadi guru besar. "Tapi belum tentu akan lebih lama di rumah,
Iho," ujar Ny. Mahar. "Yang berkurang cuma rapat-rapatnya,"
sahut sang suami. Dengan tertawa katanya lagi, "saya tetap akan
sibuk, misalnya jalan-jalan ke luar negeri dan . . . tanpa
istri. He, he . . . " Istrinya cuma bilang, "hush . "
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini