Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dua puluh enam tahun lalu, Alex Komang, 44 tahun, lebih suka memilih menjadi seniman ketimbang bersekolah. Ia pun hidup di jalanan. ”Di rumah ada surga, tapi saya memilih kelam di jalanan. Sekolah, prekk.…Saya merasa gagah tanpa sekolah,” ujarnya.
Khatam dari dunia jalanan, aktor teater itu merindukan dunia sekolah. Ia mendaftar untuk kuliah S1 di Universitas Islam Negeri, Ciputat, tahun lalu. Silabus program studi Fakultas Ushuluddin—bidang akidah dan filsafat—mempesona pria yang pernah jadi santri di kampungnya, Jepara, Jawa Tengah.
Mengapa memilih Ushuluddin? Komang mengaku ingin lebih memperdalam agama. Dan di fakultas yang ia tekuni itu, ia merasa menemukan keindahan belajar agama.
Di kampus, ia memiliki dua nama: Syaiful Nuha, pemberian orang tua, dan Alex Komang. ”Dosen akan memanggil nama surga kalau absen. Bila ngobrol informal, nama neraka yang keluar, nama dari wilayah haram jadah. Ha... ha.”
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo