Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TINGGINYA hanya 163 sentimeter, tapi Andik Vermansyah, 21 tahun, bisa berlari demikian cepat. Aksi lari cepatnya begitu populer saat ia membela tim nasional sepak bola Indonesia di bawah usia 23 tahun, ketika melawan Kamboja di laga perdana SEA Games XXVI 2011. Pemain kelahiran Jember ini mengobrak-abrik pertahanan lawan dan mencetak satu gol. Belakangan, pemain Persebaya Surabaya ini membawa Indonesia ke final di kejuaraan The Islamic Solidarity Games di Palembang. Sayang, Indonesia dibekuk Maroko 1-2. Kini kaki cepatnya menjadi andalan Garuda Muda di SEA Games XXVII Myanmar akhir tahun ini.
Kapan Anda menyadari bisa berlari cepat?
Pas bandel-bandelnya di usia sekolah menengah pertama. Ketika itu, saya nyolong mangga tetangga dan berhasil kabur. Pemiliknya, bapak-bapak, mengejar saya sambil teriak-teriak mau nggebugi (memukuli), tapi tidak kena. Itu saya lakukan berkali-kali, ha-ha-ha….
Bagaimana Anda mempertahankan agar tetap terus bisa berlari cepat?
Saya berlatih balapan dengan taksi di tanjakan dekat rumah di Surabaya. Saya juga berlatih sprint di jalur parkir mal yang melingkar sampai lantai 10. Saya terinspirasi legenda pemain Brasil, Roberto Carlos.
Menurut Anda, berapa kecepatan maksimal lari Anda?
Tidak pernah menghitung. Yang pasti, tidak kalah sama taksi pas lagi di tanjakan, he-he-he….
Adakah filosofi lari bagi Anda?
Saya itu orangnya serba cepat. Makan saya cepat, minum juga cepat. Yang pasti, kalau mengerjakan sesuatu, saya selalu tuntas, tidak lelet. Satu lagi: saya tidak suka kredit. Itu seperti lari dari kenyataan, ha-ha-ha….
Anda memiliki sepatu kesayangan agar bisa lari cepat?
Ada, merek lokal. Harganya murah, hanya Rp 170 ribu.
Kenapa tidak sepatu merek terkenal, seperti Nike dan Adidas?
Tidak cocok. Kaki suka lecet dan larinya jadi lelet. Memang dasar kaki kampung kali, ya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo