B ila belakangan ini Anda tak pernah melihat tampang Arief Suditomo, 35 tahun, pastikan itu terjadi bukan karena gangguan pada pesawat televisi. Gangguan tersebut justru datang dari dalam diri anchor berita itu sendiri, kok. Dipelototi terus oleh jutaan pasang mata hampir tiap hari membuatnya bosan. Itu kata Arief. Dia kepingin mencoba bidang lain, yakni berada di balik layar. Lagi pula, popularitas bukan lagi menjadi keinginan utamanya.
Di SCTV, stasiun yang melambungkan namanya, kesempatan macam begitu tak pernah muncul. Hingga suatu ketika, RCTI menawari posisi itu. Bagai harimau, dia pun langsung menerkam. "Mereka sepertinya tahu mimpiku," katanya. Rupanya, bidang penyusunan acara televisi telah lama menjadi obsesinya. Itu muncul saat dia kuliah di London, Inggris.
Namun keputusan untuk hengkang ini tiadalah segampang yang dikira. Penggede di SCTV menahannya. Bila soal gaji dan berada di belakang layar yang diinginkannya, itu bisa dinegosiasi. Tapi Arief kukuh. Hingga akhirnya, sang bos memberikan restu. Pertimbangan kepindahannya itu cuma satu: mewujudkan mimpinya. "Selain itu, gaji lebih besar itu sudah pasti," katanya sumringah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini