MENDANGDUTKAN Jepang, atau menjepangkan dangdut? Dua-duanya mungkin benar. Dan ini tidak main-main. Camelia Malik, 30, dan suaminya, Reynold Panggabean, sudah menyiapkan kampanye dangdut ke Negeri Samurai itu. Lagunya tetap "dut", tapi syairnya disalin dalam bahasa Jepang. Alat musiknya, ya, tetap seperti biasanya, tapi para pemainnya akan berkostum wayang. "Biar lebih tampak kami dari Indonesia, dan biar unik," kata Mia, kependekan Camelia. Kenapa harus unik? Sponsor pementasan itu datangnya dari Overhead Record, perusahaan rekaman di Jepang yang khusus merekam musik-musik unik dan tradisional. Dangdut itu di Jepang digolongkan musik unik. Dan, karena berbahasa Jepang itulah, pementasan yang direncanakan di Shibuya Hall, Tokyo, baru berlangsung bulan depan. Mia perlu belajar dulu. "Saya baru tahu beberapa kata Jepang saja," katanya. Selain itu sedang dipersiapkan pula musik Jaipongan yang tembangnya berbahasa Jepang pula - biar unik, tentu. Soalnya, Mia mau mendemonstrasikan goyang pinggul dulu sebelum para "wayang", yang anggota Orkes Melayu Tarantula pimpinan Mia dan suaminya, muncul di panggung.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini