BENARKAH setiap orang punya kecenderungan edan? Jawaban inilah yang dicari Dewi Yull. Sudah lebih dari sebulan ia menyediakan dirinya untuk edan. Dan puncak keedanannya itu dipertontonkan di Graha Bhakti Budaya TIM, Jakarta, mulai Kamis pekan ini. Putu Wijaya, sutradara Teater Mandiri, menyeret Jeng Sri ke dalam lakon Aib. "Saya berguling-guling d atas rumput, merangkak di tanah berteriak-teriak, atau diam membisu seperti patung," kata Dewi. Latihan itu memang edan buat penyanyi dan artis film yang bertari jutaan ini. Apalagi berlangsung tiga bulan, 5 hari seminggu, 3 jam sehari. Dua kali hampir pingsan. "Habis, dulu saya ini biasa bermanja-manja bahkan sebagai penyanyi ogah latihan vokal. Main film juga seberat-beratnya nggak sampai sesadistis latihan Teater Mandiri itu." Toh, cara edan gaya Mandiri itu sanat dinikmati Dewi. Tak bisa diukur dengan uang. "Jangan tanya soal honor, karena tiba-tiba menjadi tidak penting dibanding apa yang saya dapatkan," ujarnya bersungguh-sungguh. Berperan sebagai tokoh Tamu Agung dari negeri Antah Berantah, dalam sandiwara kocak-kocak serem itu Dewi harus menciptakan sendiri kostum pentasnya. "Padahal, saya ini nggak begtu tahu soal baju. Selera pakaian saya banyak dibentuk oleh Ray. Tapi karena ini sudah merupakan konsep kerja dalam kelompok Mandiri, yang menuntut semua orang mandiri, ya, saya terpaksa ikut bereksperimen," kata istri aktor Ray Sahetapy ini. Lalu, apa yang didapatnya? "Timbangan badan saya melorot 3 kilogram," katanya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini