SEPERTI gelisah, Yenny Rachman menghabiskan rokoknya di bawah
tenda besar --di halaman Gedung Pengembangan Kesenian DKI,
Jakarta Rabu, 28 Oktober malam itu, ia tampil dalam acara
pembukaan pameran Ikatan Senirupa Muda Indonesia (ISMI).
Organisasi "generasi muda kreatif" ini mencetak kartu undangan
mewah--dengan menyebut nama-nama Menmud dr. Abdul Gafur, Menko
Kesra Surono dan Wapres Adam Malik. Di situ Yenny ditulis bakal
membawakan aneka acara.
Tunggu punya tunggu, akhirnya Menmud dr. Abdul Gafur seorang
yang datang. Plus 100 tamu--di antaranya nampak- Datuk Mokhtar
Ha syim, Menteri Kebudayaan, Belia dan Sukan dari Malaysia,
beserta istri dan rombongan. Dengan bangga Gafur lantas berkata:
"Beberapa waktu lalu seorang bintang film mengantar sejumlah
pemuda ke kantor saya."
Memang tidak jelas siapa sponsor perkumpulan itu. Tetapi, "Saya
menyambut gembira tumbuhnya wadah anak-anak muda yang kreatif
dan dinamis ini," kata Gafur. Yenny sendiri mengaku tidak bisa
melukis, dan bukan anggotanya. "Tetapi saya melihat itikad
mereka baik," katanya. Padahal dalam buku acara namanya
dicantumkan sebagai 'penasihat bidang teknis'. Acara apa yang
dibawakan Yenny malam itu?
Ternyata ia membuka prolog sebuah lelang lukisan. Dan lelang ini
membuat upacara pembukaan bertele-tele. Para tamu Malaysia pun
terpaksa pamit sebelum nonton pamerannya sendiri. Melihat itu,
Yenny menyulut rokok lagi, sambil mengantar tamunya ke pintu.
"Dalam suasana seperti ini kita tak dapat menikmati lukisan
secara intens," kata Yenny kemudian. Apalagi ruang pamerannya
memang sempit, dan terpisah: terletak di tingkat atas. Dari dahi
bintang film yang menyatakan suka pada lukisan Affandi itu,
bintik-bintik keringat muncul.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini