BUYA 'kan bukan milik keluarga saja," kata ibu-ibu jamaah
Masjid Al Azhar. Karena itu 17 Februari kemarin, mereka
bersemangat bikin 15 jenis masakan khas 15 daerah yang disiapkan
di 15 meja. Memang, di aula Masjid Al Azhar Kebayoran Baru itu
ada peringatan genap 73 tahun usia Buya Hamka.
Yang dipestai, tentu saja, rikuh. "Tokoh ulama kok pesta-pesta
ulang tahun," ujarnya. Tapi Ketua Majelis Ulama itu tak
kehilangan kegembiraan. "Buat saya, malam ini lebih berarti
sebagai malam tasyakur." Yakni atas terbitnya seluruh tafsir Al
Azhar (30 jilid) yang dikerjakannya selama ia dalam tahanan Orde
Lama (lihat Agama). "Itu untuk akhirat," katanya. Untuk dunia,
ia sudah menerbitkan Tenggelamnya Kapal Van der Wijk, Di Bawah
Lindungan Ka'bah dan novel-novel lain.
Hadir malam itu antara lain Yunan Nasution, Ayip Rosidi dan
Taufiq Ismail --yang membacakan sajaknya, Peti. Ketika tiba
waktu makan, Buya ternyata tak menyentuh satu pun di antara
ke-15 jenis masakan. "Bukan saya menolak," katanya. "Soalnya,
nanti kalau saya pilih makanan salah satu daerah, dikira saya
berat pada salah satunya." Karena itu Buya cuma makan rambutan
dan duku. "Kalau buah 'kan langsung dari Tuhan."
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini