EMPAT kali hari Rabu, selama Februari ini, penyanyi Hetty Koes
Endang, 23 tahun, harus duduk di bangku tertuduh di Pengadilan
Negeri Jakarta Selatan. Ia diadukan ayahnya, R. Endang Umar,
pensiunan TNI AU yang merasa tersinggung karena dibilang sudah
meninggal oleh anak gadisnya itu. Hetty bilang begitu dalam
sebuah wawancara Januari tahun lalu.
Ternyata, menurut Hetty, "kematian" itu "bukan dalam arti fisik.
Yang mati adalah tanggung jawabnya," ujarnya kepada TEMPO. Tapi
sang ayah di persidangan 18 Februari itu mengaku masih memberi
nafkah -- sampai si upik berumur 1 tahun, dan pandai cari duit
dari menyanyi. Sedang Hetty merasa, sejak usia 9 tahun "tak
pernah ketemu dan merasakan kasih sayang ayah." Padahal "saya
sangat mendambakan itu, seperti anak yang lain." Kedua orang tua
Hetty bercerai 1971.
Yang dituntut Endang Umar adalah permintaan maaf sang anak. Tapi
ketika dimuka sidang 18 Februari itu Hetty menyembahnya sambil
membisikkan sesuatu, si ayah kurang puas. Ia ingin Hetty
datang ke rumahnya dan minta maaf di sana. Semula Hetty menolak.
"Takut menyinggung perasaan ibu. Ayah 'kan udah punya ibu
lain," ungkapnya kepada TEMPO. Namun di pengadilan sang ibu
memberi izinnya. Artinya persoalan bisa lekas dibereskan. Namun
Hetty toh tampak murung. Di luar sidang ia termangu-mangu. "Saya
nggak groggy. Tapi mikir, kok bisa sampai ke sini . . ."
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini