MESKI sudah menjadi warganegara Perancis (mengikuti suaminya,
Yves Coffin, seorang diplomat), Nh. Dini merayakan ulang
tahunnya di rumah asalnya. Tanggal 29 Pebruari kemarin wanita
novelis ini genap 40 tahun. Menjelang penerbitan bukunya Huoko
(setelah novelnya Pada Sebuah Kapal dan La Barka) penerbit Dunia
Pustaka Jaya menyelenggarakan pesta kecil. Tapi Dini lebih suka
jalan-jalan menengok keluarganya di Kebayoran Baru Jakarta,
Sala, Yogya dan Semarang. Tidak naik pesawat terbang tapi
"kereta api saja, lebih murah dan bisa lihat-lihat pemandangan",
katanya. Ada beberapa seniman teman-teman lamanya (yang dulu
pernah naksir dia) yang hadir.
"Masih ingat sajak Berjalan Berdua Dengan Nh. Dini?" tanya DS
Moeljanto, kini redaksi majalah keluarga, yang ambil kesempatan
duduk persis di sebelah Dini. "Tentu saja. Sajakmu itu masih
saya simpan lho", kata Dini Lalu Satyagraha Hoerip mengingatkan
nama B.Soelarto, pengarang,drama Domba-Domba Revolusi "Iya ya.
Di mana dia sekarang? Dia itu teman sekolah saya di Semarang.
Dia bodoh, suka nyontek saya. Sampai saya jadi mangkel". Tapi
yang paling keki tentulah pelukis Zaini, ketika Dini melanjutkan
guraunya. "Dia itu pernah bikin sakit hati saya. Suatu hari
pernah janji mau jalan-jalan sama saya. Tapi setelah lama saya
tunggu dia tak datang. Padahal itulah pertama kalinya saya mau
berkencan dengan laki-laki Iho". Pertemuan jadi ramai, ketika
ada yang nyeletuk "lain kali jangan begitu dong bung Zaini". Dan
Zaini cuma mesem sembari "ya deh, ya deh" saja . . .
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini