Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tokoh

Buku Catatan

Aktris Annisa Putri Ayudya hampir selalu membawa ransel ke mana pun pergi.

16 November 2019 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Putri Ayudya. TEMPO/Nurdiansah

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tas gendong berukuran medium tersebut menampung banyak barang yang dia butuhkan kapan pun. “Salah satunya ini, buku notes,” ujarnya, Senin, 4 November lalu.

Putri, 31 tahun, memilih ketinggalan telepon seluler daripada buku mungil berwarna abu-abu tersebut. Di sana, ia bisa menuliskan catatan pengeluaran hariannya, ide yang tiba-tiba melintas di kepala, catatan kelas, sampai daftar hadir mahasiswanya di SAE Institute Jakarta, tempat dia mengajar.

Baginya, menulis di atas kertas lebih mengasyikkan ketimbang mengetik di aplikasi notes yang terbenam di ponsel. “Kalau di handphone, tulisannya enggak bisa dipegang,” katanya sambil meraba notesnya.

Putri juga hampir selalu membawa buku bacaan. Ia gemar melahap novel atau buku tentang psikologi ketika sedang menunggu giliran syuting. Bagi pemeran Murni dalam film Ratu Ilmu Hitam ini, membaca buku psikologi adalah cara mengingat kembali ilmu yang didapatnya di bangku kuliah. “Kebetulan saya juga semester ini mulai mengajar psikologi,” ujarnya.

Selain dua buku, ada yang tak boleh ketinggalan: gelas lipat, garpu, dan sendok. Putri selalu membawa alat makan tersebut demi mengurangi sampah plastik. “Harus selalu bawa daripada pakai plastik,” katanya.


 

Lukman Sardi. TEMPO/Bintari Rahmanita

 

Absen Awal

AKTOR Lukman Sardi menamai ketiga anaknya dengan huruf awal A. Ia memberi nama putra pertamanya Akiva Dishan Ranu Sardi, 8 tahun. Anak kedua ia namai Akira Deshawn Yi Obelom Sardi, 7 tahun. Adapun si bungsu, yang kini berusia 6 tahun, ia beri nama Akino Dashan Kaimana Sardi.

Lukman sengaja memberikan nama dengan abjad pertama agar mereka berada di urutan awal pada daftar hadir. “Karena belajar dari nama saya, yang abjadnya L, absennya agak belakang,” katanya di Gedung Tempo, Rabu, 6 November lalu.

Saat sekolah dulu, Lukman, 48 tahun, berada di urutan tengah pada daftar hadir. Ia mesti menunggu lama saat sang guru mengabsen. “Apalagi waktu itu kelasnya besar, ada 40-an orang. Jadi buang waktu,” ujar Ketua Komite Festival Film Indonesia 2019 tersebut.

Lukman pun kadang mesti memeras otak lebih keras di kelas. Ada kalanya ketika guru bertanya, jawaban yang sudah Lukman siapkan ternyata disampaikan lebih dulu oleh teman yang urutannya dalam daftar presensi sebelum dia. “Saya suka sebel,” ucapnya.

Dengan menamai anaknya menggunakan huruf awal A, secara tak langsung Lukman mengajari mereka selalu bersiap. Guru biasanya menunjuk murid pada urutan awal daftar hadir untuk menjawab pertanyaan. “Biar mereka mengambil risiko. Hidup kan penuh risiko,” tuturnya.

 


 

Mario Ginanjar. TEMPO/Nurdiansah

 

Cinta Pertama

MARIO Ginanjar langsung girang ketika Kahitna ditantang menampilkan konsep baru setahun lalu. Grup musik asal Bandung berusia 33 tahun itu diminta berdendang sambil menari untuk menyegarkan penampilan di atas panggung. “Aku langsung minta latihan menari di level mahir,” kata vokalis Kahitna itu, Jumat, 18 Oktober lalu.

Pria 37 tahun itu jatuh hati pada menari sejak masih bocah. Ia berjoget di mana pun, bahkan di restoran saat makan bersama keluarga dan di parkiran mobil, juga dalam acara sekolah. Lantaran tak tahan terhadap perisakan kawan-kawannya karena kebiasaannya tersebut, Mario memilih berhenti menari. “Tapi menari adalah cinta pertama saya,” tuturnya.

Belakangan, ia menyesali permintaannya berlatih menari di level lihai tersebut. Musababnya, Kahitna mendapat pelatih Reza Muhammad, salah seorang penari latar Agnes Monica. “Agnes itu energetik, jadi Reza terbawa. Kebayang, dong, bagaimana kami latihan,” ucapnya.

Mario dan dua vokalis lain Kahitna, Hedi Yunus dan Carlo Saba, pun sering ngos-ngosan. Terlebih ketika membawakan lagu Lajeungan. Mereka sampai meminta disediakan tabung oksigen tambahan di belakang panggung. “Oksigennya sih jarang dipakai, tapi kami selalu tempelan koyok begitu sampai hotel, ha-ha-ha…,” ujar Mario.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus