Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ketika ayahnya dalam "badai politik", Nurul Izzah, 18 tahun, bahu-membahu dengan ibunya, Wan Azizah Wan Ismail, membela martabat keluarga. Saat Wan Azizah dilarang berbicara kepada pers, Nurul Izzah mengambil peran tersebut.
Bahkan, sejak ayahnya ditangkap, 20 September lalu, mahasiswi yang berjilbab ini menjadi pendamping ibunya meneruskan perjuangan reformasi. Ia juga ikut hadir ketika Selasa pekan lalu pengadilan Malaysia menyeret Anwar sebagai terdakwa pelaku korupsi dan seks menyimpang.
Dengan spontan Izzah mengeluarkan kemarahannya ketika melihat wajah ayahnya memar. "Menyesakkan dada," katanya seperti ditulis kantor berita AFP. Menurut Izzah, memar itu pastilah akibat ulah polisi.
Rumahnya, di kawasan Bukit Damansara, Kuala Lumpur, diawasi polisi selama 24 jam. Tapi itu tidak membuat Izzah surut. "Saya tidak akan menyerah," katanya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo