Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tokoh

Calon pengganti mangkunagoro viii

Orang berpaling pada g.p.h. sujiwokusumo, sebagai pengganti almarhum kgpaa mangkunagoro viii. tetapi jiwo berkali-kali meminta, agar ia tak disuduntukan sebagai satu-satunya calon mangkunagoro ix.

12 September 1987 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

DIAKAH Mangkunagoro IX ? Kalau saja dinasti yang didirikan oleh Raden Mas Said ini diteruskan, tentunya orang akan berpaling kepada Gusti Pangeran Haryo (G.P.H.) Jiwokusumo -- satu dari tujuh putra dan putri almarhum. Dia lahir dari Almarhurnah Gusti Putri, permaisuri Mangkunagoro VIII. Dan kini ia anak lelaki tertua yang masih hidup, karena itu mendapat gelar G.P.H. Kakaknya, G.P.H Radityo, anak sulung Mangkunagoro VIII, meninggal dalam suatu kecelakaan mobil sepuluh tahun lewat. "Tapi jangan mendahului. Belum tentu yang menduduki takhta itu nanti saya. Bisa adik saya, anak saya, atau keluarga yang lain. Semuanya diputuskan secara musyawarah oleh sesepuh keraton," kata Jiwo, ketika sejenak beristirahat dari menerima pelayat sewaktu jenazah ayahnya masih terbaring di rumah duka Jakarta, Kamis malam pekan lalu. Tapi Jiwo, kini 37 tahun, duda dengan dua anak, agaknya telah ambil ancang-ancang. Sejak beberapa saat yang lalu Manajer Mangkunegaran Palace Hotel Solo ini sering bersemadi di kamarnya yang luas di dalam keraton. Kepada wartawan TEMPO Kastoyo Ramelan ia mengatakan, itulah cara dia membudidoyo rogo lan sukmo. Maksudnya, berolah meningkatkan rohani dan jasmani. "Dengan cara begini saya mempersiapkan diri. Dengan semadi saya memperoleh kematangan," katanya. Tak cuma itu. Putra makota itu mengaku menjauhi pula segala minuman masa kini. Ia hanya suka minum jamu Jawa, umpamanya cabe puyang. Tapi dari bibirnya masih juga mengepul asap Djarum Super. Yang jelas, Jiwo kini tampak jauh lebih segar dibandingkan tiga empat tahun yang lalu. Mungkin, dulu itu, karena ia lagi dirundung mendung. Perceraiannya dengan Sukmawati Sukarno, pada 1983, harus dijalaniya dengan berat. Karena itu ia mengaku lalu mengadakan koreksi total dalam hidupnya. Termasuk, seandainya dia terpilih sebagai Mangkunagoro IX, "Saya akan memperbaiki manajemen Mangkunegaran, ya, semacam penataan ke dalam." Tetapi Jiwo berkali-kali meminta, agar ia tak disudutkan sebagai satu-satunya calon Mangkunagoro IX. Lebih-lebih di saat Mangkunegaran dalam suasana berkabung kini, yang lamanya, "Selama kami merasa kehilangan, selama itulah kami berkabung. " Menjelang tengah malam, saat peti jenazah ayahnya ditutup, Jiwo, bercelana jin dan berkaus biru muda, menyentuh tangan dan kaki Almarhum. Lalu menyembah.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus