WAKIL Presiden Sudharmono tampak begitu santai. Ia duduk di kursi rotan model ottoman. "Wah, kursi ini enak buat orang seumur saya," ujar pria kelahiran Gresik, Jawa Timur, pada 1927 ini. Lalu Pak Dhar mencopot sepatunya, kakinya diletakkan di kursi puf -- kursi kecil tempat menaruh kaki. "Kalau selonjor begini, lebih enak lagi," kata ayah tiga anak ini sambil tertawa. Beberapa menit Pak Dhar menikmati kursi rotan itu seraya membaca brosur. Itu terjadi di stand PT Niaga Namindo, setelah Pak Dhar membuka Pameran Produksi Ekspor di Hall A, Arena Pekan Raya Jakarta, Selasa pekan lalu. Banyak yang menyangka kursi yang diduduki Pak Dhar itu buatan luar negeri. Karena kursi rotan itu bantalannya terbuat dari bahan superfoam dan dibalut kain batik bermotif bunga lembut warna merah jambu. Ternyata, itu buatan perajin kecil di Cirebon yang dibina Niaga Namindo. Ada 150 perajin rotan di Kota Udang itu yang dibina. Walau menyukai kursi itu, ternyata Pak Dhar tidak memesannya. Berapa harganya? "Sekitar Rp 70 ribu sebuah, belum dihitung joknya," kata Teuku Hasran, Dirut Niaga Namindo.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini