Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Terpilih sebagai Bupati Tegal pada 27 Oktober lalu tidak akan membuat Ki Enthus Susmono seperti kacang lupa kulitnya. Dia memastikan bakal tetap mendalang. "Tapi hanya dalang 'tunggu' (pentas di hari Sabtu dan Minggu)," ujar lelaki 43 tahun itu. Berkiblat pada cara dakwah Sunan Muria, ia berjanji menyelipkan sosialisasi bermacam program pemerintah dalam tiap pementasan wayangnya.
Enthus, yang rencananya dilantik Januari 2014, juga berjanji terus menciptakan wayang kreasi baru. "Tunggu saja," katanya kepada Tempo di rumah sekaligus sanggarnya di Desa Bengle, Kecamatan Talang, Kabupaten Tegal. Sebanyak 37 wayang kontemporer hasil "kenakalan"-nya pernah dipamerkan di Tropenmuseum, Amsterdam, Belanda, pada Januari-Agustus 2009.
Selain mendalang di pelosok Tanah Air, pria yang dijuluki "Dalang Edan" ini pernah manggung di mancanegara, seperti Korea Selatan, Belanda, dan Prancis. Tapi, dari berbagai panggung dalang, dia mengaku menyimpan kenangan tak terlupakan ketika mendalang wayang golek untuk memeriahkan ritual sedekah bumi di Desa Kendaldoyong, Kecamatan Petarukan, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah. "Saat itu, panggung roboh karena didirikan di sawah yang tanahnya belum kering, tapi saya terus mendalang," ujarnya sambil terkekeh. l
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo