Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Datang jauh-jauh ke Rusia untuk mengikuti kontes Miss Universe, Whulandary Herman, 26 tahun, membawa serta delapan koper. Tas-tas itu berisi beragam batik, songket, tenun, dan aksesori serta aneka camilan, seperti kuping gajah, keripik balado, dan kerupuk kulit, yang dimaksudkan untuk memperkenalkan Indonesia. Tak disangka, teman sesama peserta kontes menyukai pakaian dan camilan itu. Walhasil, pada waktu senggang, 38 peserta kontes ratu sejagat yang menginap di lantai yang sama kerap berkumpul di kamarnya.
Sambil mengagumi pakaian dan aksesori yang dia bawa, mereka mengudap makanan ringan itu. "Lama-lama saya berpikir, kok mereka gratis melulu, ya?" kata Whulan, panggilan akrabnya, kepada Tempo, Kamis pekan lalu. Akhirnya dia memutuskan menjual barang bawaannya. Terlebih para desainer sudah memberi izin untuk menjual baju yang sudah dia pakai.
Kamar Whulan pun berubah laksana kios di pasar. Dia menyusun aksesori, pakaian, dan camilan secara rapi agar koleganya dapat mudah melihat. Ratu dari Angola, Israel, Finlandia, Singapura, Ethiopia, dan Norwegia tercatat menjadi pembeli baju dan camilannya. "Akhirnya buka lapak di kamar. Emang sudah punya darah dagang sih, ya?" ujar nona asal Sumatera Barat yang berhasil masuk 16 besar Miss Universe itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo