Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tokoh

Peran di Belakang Layar

Dian Sastrowardoyo menjalani peran baru sebagai produser eksekutif. Ia terlibat dalam seluruh proses pembuatan film Guru-guru Gokil --dari penggodokan cerita hingga distribusinya.

23 Mei 2020 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Dian Sastrowardoyo (Foto: BASE Entertainment)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

FILM drama komedi Guru-guru Gokil menyuguhkan pengalaman baru bagi Dian Sastrowardoyo. Untuk pertama kalinya, ia berperan di belakang layar sebagai produser kreatif. “Ternyata beban pikiran jadi aktor dan produser itu beda banget,” kata Dian, 38 tahun, kepada Tempo, Selasa, 12 Mei lalu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dian harus memikirkan seluruh proses pembuatan film. Ia terlibat dari menggodok cerita, mencari penulis naskah andal, memikirkan ongkos produksi hingga memasarkan, mempromosikan, dan mendistribusikan film. “Mikir pusingnya sudah dari sebelum syuting,” ucapnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dalam kiprah barunya, Dian langsung menghadapi dampak pandemi Covid-19. Penayangan film itu mundur dari jadwal semula 9 April lalu. Sebagai gantinya, tim produksi meluncurkan serial audio bersambung sejak 4 Mei lalu. Serial yang dikemas seperti drama radio ini memperkenalkan para tokoh film itu, antara lain Taat Pribadi yang diperankan Gading Marten, Ibu Indah yang dimainkan Asri Welas, dan Ibu Nirmala, guru kimia yang sedang hamil, yang Dian perankan sendiri .

Karena pembatasan sosial, perekaman suara dilakukan di rumah pemeran masing-masing dengan komunikasi melalui konferensi video agar interaksi antarkarakter tetap mengalir. Rekaman untuk delapan episode itu dibuat pada 11 dan 13 April lalu.

Produksi serial audio itu menambah kesibukan Dian, yang bekerja dari rumah. Ia merasakan aktivitasnya makin padat. “Enggak tahu kenapa kok saya ngerasanya sejak bangun pagi sampai tidur lagi saat malam seperti cepat banget,” ujarnya.

Dian semula membayangkan bekerja dari rumah akan memberinya cukup waktu untuk menjalani banyak kegiatan. “Ternyata waktu terasa enggak cukup. Menurutku, baru menyelesaikan satu hal tiba-tiba sudah malam lagi.”

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Mahardika Satria Hadi

Mahardika Satria Hadi

Menjadi wartawan Tempo sejak 2010. Kini redaktur untuk rubrik wawancara dan pokok tokoh di majalah Tempo. Sebelumnya, redaktur di Desk Internasional dan pernah meliput pertempuran antara tentara Filipina dan militan pro-ISIS di Marawi, Mindanao. Lulusan Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus