SARWENDO Atmowiloto nama resminya. Arswendo Atmowiloto nama bekennya -- yang sampai kini dipakainya. Penulis mahaproduktif ini suka bercanda. Karena itu, ia bisa berkata, "Tuhan itu maha-becanda." Apa buktinya, Ndo? (Panggilannya memang Ndo saja). Sambil membuka bajunya untuk dipotret telanjang dada -- padahal saat itu di lobi Hotel Hilton, lho -- ia berkilah, "Coba saja, saya dikasi memimpin Monitor dan sukses. Apa ini bukan becanda namanya?" Lalu, ihwal lain. Meski Si Ndo mengaku sudah 18 tahun belajar agama, ia baru pekan lalu resmi menjadi penganut Katolik dan dibaptis di Gereja Katolik Bintaro. Itu pun dengan mengaku tak punya nama baptis. "Yang modern kan begitu. Undang-undang Vatican yang baru juga tidak mengharuskan nama baptis, kok," ujarnya. Prosesnya untuk sampai ke depan altar dan dipermandikan terbilang panjang. "Habis, tiap kali percaya, tiap kali nggak," ujarnya ringan. Malah, ketika akan menikah sekitar 10 tahun lalu, Arswendo sudah mempelajari agama Katolik. Tapi, ya, berkali-kali berdebat dengan pastor, dan tiap kali merasa lebih pintar dari pastor. Sampai detik ini. "Begitu terus, jadi saya kira saya yang salah. Agama, kok, dicari apa yang salah apa yang benar," kata Arswendo kepada Sugrahetty Dyan dari TEMPO. Dengan santai diakuinya bahwa semula ia tak mempercayai agama, tapi tetap mempercayai Tuhan. Jika sekarang menganut agama, katanya, itu tanda menjadi orang optimistis. "Percaya pada hal yang abstrak, agama misalnya, itu artinya kita optimistis. Kalau nanti ternyata surga itu ada, saya kan sudah percaya. Kalau ternyata nggak ada, ya, nggak apa-apa."
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini