ABDULWAHAB Djojohadikusumo (tak ada hubungan apa-apa dengan
Prof. Sumitro Djojohadikusumo), 65 tahun, Ketua PSSI periode
'58-'64, sejak 14 Maret terbaring di ruang VIP RSPAD. Sudah lama
ia mengidap tekanan darah tinggi, tapi kini terjadi komplikasi
broncho pnenmonia (radang paru-paru dan saluran pernafasan)
dan maag bleeding. "Tapi sekarang sudah hampir sembuh," kata
isterinya yang menunggui suaminya sampai menginap segala.
Ayah Dimas Wahab, pengurus kesebelasan Indonesia Muda ini,
ketika ditengok TEMPO badannya sebelah kiri masih tak bisa
digerakkan. Dokternya melakukan tracheostomi (membuat lubang
di leher untuk saluran udara), sebab hidung dan mulutnya kurang
berfungsi. Bicara pun tak bisa.
Sebelum anfalnya, Abdulwahab sangat rajin ke PSSI. Bahkan "Bapak
diminta oleh Bang Ali untuk menyusun sejarah PSSI," tutur
isterinya. Lalu ia pun menceritakan sepenggal masa lalu.
Piala Thomas, lambang supremasi bulutangkis yang giat
diperebutkan itu, pernah menginap satu malam di rumahnya di
Jalan Mendut, tahun 1958. Waktu itu Ferry Sonnevile unggul
sebagai juara dalam perebutan piala Thomas di Malaysia. "Ketika
itu Bapak pun ada disana bersama PSSInya. Ferry lantas minta
tolong Bapak untuk membawa dan menyerahkan piala itu pada
Walikota Jakarta(?), tapi walikota tak mau menerimanya," cerita
nyonya. Mungkin walikota tidak percaya bahwa itu piala Thomas.
Karena bingung, piala itu lantas dibawa pulang saja dan baru
keesokan harinya dititipkan di Bank Indonesia. "Atas nama Bapak
sendiri. Dan surat keterangannya sampai sekarang masih saya
simpan," lanjutnya.
Orang-orang bola yang sudah menengoknya di rumah sakit antara
lain Kosasih, Pandelaki dan Tumakaka.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini