JUMAT siang, 18 Mei, persis waktu orang mulai ibadat Jum'at,
Tuhan memanggil seorang umatnya: Idrus. Ia sejak sebulan lalu
memang sudah bersedia di rumah ibunya, di Jalan Arief Rahman
Hakim, Kampung Tanah, Padang.
Sastrawan kelahiran Padang 21 September 1921 ini, sejak
beberapa tahun lalu boyong bersama Ratna Suti (49 tahun,
isteri) dan keenam anaknya (4 lelaki, 2 perempuan) ke Australia.
Ia mengajar Sastra Indonesia di Universitas Monash, Melbourne.
Kepulangannya ke Padang sebulan lalu sebenarnya untuk menggali
cerita rakyat Magek Jabang yang sudah dipersiapkannya sejak
1976. Ia telah mengunjungi daerah Tiku (Padang Pariaman),
Batusangkar dan Lubuk Basung, daerah-daerah tempat berkembangnya
cerita tersebut.
Almarhum dikenal sebagai pengarah satiris angkatan '45 dalam
sejarah kesusastraan kita. Karya-karyanya yang populer Dari Ave
Maria ke Jalan Lain ke Roma (1948), Aki (1950), Corat-coret di
Bawah Tanah, Surabaya, dan yang terbaru Dengan Mata Terbuka
(1961) serta Hati Nurani Manusia (1963). Dua yang terakhir
ditulisnya sewaktu tinggal di Malaysia.
Menurut keterangan dr.Solihin Santoso, kematiannya disebabkan
serangan jantung, penyakit yang sejak lama diidap. Jenazahnya
dimakamkan di Pandam Mata Air, Padang, 20 Mei. Para pejabat
daerah datang melayat, antara lain drs. Hasan Basri Durin,
Walikota.
Idrus sudah punya 3 orang menantu, tapi belum bercucu. Keenam
anaknya mungkin akan tetap tinggal di Australia: 2 orang sudah
sarjana dan bekerja di sana, dan 4 masih di jurusan fotografi,
musik sekolah perawat, sedang yang paling kecil (17 tahun) di
SLA.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini